Ditemui ditempat lain, Ketua RW 07 Rustama mengatakan, bahwa pengurus daerah setempat memang prihatin dengan kondisi Bu Uun, rumah tak layak huni itu sebelumnya rumah biasa
Namun karena tak terurus dan termakan usia, rumah itu kini semakin lapuk seperti akan roboh.
“Dan kami rencananya barusan sudah musyawarah dengan pihak terkait tadi mungkin akan meneruskan membangun bangunan yang sudah ada itu dengan cara swadaya masyarakat yang ada, sehingga rumah beliau layak huni,” ucapnya.
Selain itu, rasa peduli warga terhadap Bu Uun juga tetap terjalin, banyak bantuan dari tetangga atau warga setempat, termasuk dari pemerintah yang langsung di salurkan kepadanya.
Bahkan kondisi Bu Uun dipantau warga dan aparat setempat.
“Terus memang kami suka kontrol, kan ada tetangga dekatnya kalau ada apa-apa info dari warga kalau nenek sakit suka sampai ke sini. Tapi sepengetahuan saya memang kesehariannya di rumah saja,” ujarnya.
Sementara itu, Pegawai Sosial Masyarakat (PSM) Coblong Dinas Sosial Kota Bandung, mengatakan, bahwa pihaknya sudah beberapa kali mengajukan rumah layak bagi Bu Uun.
Pengajuan itu melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-Rutilahu) Program Nasional Pemberdayaan Masyarat (PNPM) Pemeritah Kota (Pemkot) Bandung di tahun 2015 dan program Rutilahu Pemkot Bandung melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan (DPK3) Kota Bandung.
Namun upaya tersebut tak terealisasi lantaran terkendala aspek administratif kepemilikan tanah.
“Rumah itu tak ada sertifikat atau akta jual beli. Jadi termasuk pada tanah Pemkot. Jadi mungkin hanya hak guna pakai. Kalau pun kita ajukan ke pemkot mungkin hanya akan keluar hak guna pakai, dan itu untuk pembangunan bersifat APBD akan terkendala pada sistem itu,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya kini kembali berembuk dengan berbagai pihak mencari solusi agar Bu uun mendapatkan tempat yang layak untuk dihuni.
“Mungkin bisa dengan Pak RW untuk memperkuat karena itu wilayah warganya dan kita ingin memanusiakan seorang Bu Uun, minimal satu tempat layak. Walaupun kita mentok di bantuan APBD atau pemerintah. Ya kita coba lah menggandeng beberapa, mungkin melalui CSR (Corporate Social Responsibility),” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.