KOMPAS.com - Dua pekan ini ditemukan fenomena yang langka di Bali dan Cirebon, Jawa Barat.
Banyak burung pipit ditemukan mati mendadak.
Baca juga: Fenomena Ratusan Burung Pipit Mati Terjadi di Cirebon, Ini Dugaan Penyebabnya
Berikut sejumlah dugaan penyebab kematian burung pipit di Bali dan Cirebon:
1. Burung pipit mati di Bali
Ribuan burung pipit ditemukan mati di sebuah kuburan atau setra di Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis (9/9/2021).
Baca juga: Kesaksian Perekam Video Viral Burung Pipit Berjatuhan di Bali: Jumlahnya Ribuan
Salah satu warga, Kadek Sutika menjelaskan, kawanan burung pipit tersebut telah bertengger di dua batang pohon asam di kuburan selama lima hari belakangan.
Baca juga: Viral Video Ratusan Burung Pipit Berjatuhan di Gianyar Bali, BKSDA: Ini Baru Pertama yang Saya Tahu
Ia tidak tahu dari mana asal burung tersebut. Sore harinya, burung-burung itu mati dan berjatuhan di tanah.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar Made Santiarka mengatakan, fenomena ini merupakan fenomena alam.
Ia menduga, burung-burung tersebut berjatuhan karena tak kuat melawan cuaca ekstrem saat bertengger di pohon asem.
Cuaca yang ekstrem berupa hujan dan angin kencang ini terjadi karena masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan.
"Karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata dia.
Senada, Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Prawono Meruanto mengatakan, dugaan sementara, salah satu penyebab ribuan burung pipit berjatuhan adalah karena curah hujan yang tinggi.
Namun, dugaan lainnya adalah burung-burung tersebut mati karena keracunan pestisida.
Hal itu diketahui setelah tim dari BKSDA melakukan penyelidikan dan mengetahui perilaku masyarakat di sekitar Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Warga disebut menggunakan pestisida nonalami.