BLITAR, KOMPAS.com - Puluhan perwakilan peternak ayam petelur di Blitar mendatangi Kantor Cabang BNI di Jalan Kenanga, Kota Blitar, Selasa (14/9/2021).
Peternak meminta pemerintah melalui bank-bank BUMN merestrukturisasi pinjaman mereka.
Sebab, para peternak memiliki tanggungan utang usaha di bank-bank tersebut. Di satu sisi, mereka dihadapkan pada tingginya pakan dan harga jual telur yang rendah.
Baca juga: Pak Jokowi, Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar
Sekitar 30 peternak ayam petelur yang tergabung dalam beberapa asosiasi peternak di Blitar Raya itu semula diterima oleh Kepala BNI Kantor Cabang Blitar sekitar pukul 11.00 WIB.
Usai pertemuan, mereka melakukan aksi bentang poster di halaman Kantor Bank BNI.
Beberapa poster berbunyi "Pailit Serempak Peternak Ayam Blitar Raya", "Tolong Tunda Angsuran Kami", "Jangankan Bayar Hutang, Beli Pakan Ayam saja Tidak Mampu".
Salah satu ketua asosiasi peternak ayam petelur, Suryono mengatakan, aksi yang mereka lakukan bertujuan meminta perhatian pemerintah terkait kondisi sulit yang mereka hadapi selama pandemi.
"Kami tidak mampu lagi membayar angsuran bank. Aset-aset kami sudah banyak yang habis dipatok ayam ternak kami sendiri," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan di lokasi.
Menurut Suryono, situasi sulit yang dihadapi peternak ayam khususnya ayam petelur sudah berlangsung hampir dua tahun sejak pandemi.
Kondisi itu kian memburuk selama satu tahun terakhir.
Suryono mengaku, tidak dapat memperkirakan berapa total pinjaman para peternak ayam di Blitar kepada pihak bank.
Namun, dia memastikan hampir 4.500 peternak ayam petelur di Kabupaten dan Kota Blitar memiliki pinjaman di bank terutama bank-bank milik pemerintah, seperti BNI, BRI dan Bank Jatim.
"Pinjamannya bervariasi mulai yang puluhan juta hingga beberapa miliar setiap peternaknya," ujarnya.
Baca juga: Tiba-tiba Bentangkan Poster ke Arah Jokowi, Pria di Blitar Ditangkap Polisi