Meski menilai sedikit lebih mahal namun bisa tumbuh dengan hasil memuaskan karena benin Madiun 1 secara fisik lebih kuat dan padat sehingga tak mudah pecah.
Selain itu kadar airnya juga sedikit dan alami sehingga bibit prang bisa langsung ditanam.
"Sekarang kami pilih benih bersertifikasi. Lebih mahal enggak masalah, yang penting hasilnya bagus," ujar Tamsi.
Sementara itu Ketua LMDH Subur Lestari Desa Pringapus, Karyanto mengatakan jiak ia dan petani lainnya sudah pernah menanam porang.
Namun mereka menggunakan bibit lokal hingga hasilnya tidak maksimal.
"Madiun kami pilih karena sudah terkenal dan bibitnya tersertifikasi Madiun 1," ujar Karyanto.
Baca juga: Jokowi Ingin Ekspor Pertanian Terus Didorong, dari Porang, Sarang Walet, hingga Edamame
Ia dan petani lainnya memesan benih porang Madiun 1 kualifikasi umbi.
Menurutnya dengan menanam benih umbi, maka mereka bisa dipanen dalam satu kali musim tanam antara tujuh hingga delapan bulan.
Ia berharap hasil panen bisa dijual dan hasilnya bisa di gunakan untuk menutup KUR BNI, membeli bibit baru hingga menambah pundi-pundi tabungan.
Dikutip dari Indonesia.go.id, petani porang yang menanam di 1 hektare lahan bisa memperoleh 15 hingga 20 ton umbi porang dalam rentang waktu tanam delapan bulan.
Dengan harga umbi produksi sekilo Rp 7.000, mereka bisa memperoleh kurang lebih Rp 35 juta – Rp 40 juta dalam sekali panen.
Baca juga: Cerita Sukses Petani Muda Bertanam Porang, Panen Omzet Ratusan Juta dan Tips untuk Pemula (Bagian 1)
Ia mengikuti jejak kakek dan ayahnya untuk menjadi seorang petani.
Ketika berdialog dengan Presiden Joko Widodo, Yoyok bercerita mengenai bagaimana menggiurkannya prospek bercocok tanam umbi-umbian yang sedang naik daun tersebut.
“Petani milenial, petani muda banyak di desa kami—mungkin di wilayah Madiun. Kalau zaman dulu lulus sekolah cari kerja di kota, tapi sekarang tidak Pak. Mereka lulus sekolah jadi petani porang, tiga tahun berjuang bertani porang, setelah tiga tahun bawa pulang mobil,” ujar Yoyok bercerita.
Baca juga: Cerita Sukses Petani Muda Bertanam Porang, Panen Omzet Ratusan Juta dan Tips untuk Pemula (Bagian 1)
Yoyok baru mulai menanam porang sejak 2010. Awalnya dia hanya memiliki lahan seluas 0,3 hektare, warisan dari ayahnya. Sekarang, luas lahan yang dimilikinya telah mencapai 3 hektare.
Menurutnya, porang adalah komoditas yang sangat menjanjikan karena tidak hanya umbinya saja yang laku. Tapi juga bibitnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor : Robertus Belarminus), Indonesia.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.