Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Reruntuhan Bangunan Candi di Kaki Gunung Kukusan, Warga Magetan: Arcanya Dicuri Orang

Kompas.com - 13/09/2021, 09:01 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Penggiat budaya dan Dinas Pasiwisata Kebudayaan dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Magetan, Jawa Timur menyambangi reruntuhan candi yang berada di Kampung Wonomulyo, Desa Geni Langit, Kecamatn Poncol, Kabupaten Magetan.

Penggiat budaya dari Ditjen Kebudayaan yang ditempatkan di Magetan, Abdul Rohmad  mengatakan, reruntuhan candi tersebut menyisakan kala, relief yang biasanya diletakkan di ambang atas pintu, jendela, atau relung candi serat pahatan batu yang tersebar di radius 30 meter.

“Kala ini identik dengan ornamen candi. Letaknya di pintu ambang masuk candi,” ujar Abdul Rohmad, saat ditemui dilokasi reruntuhan candi di Desa Geni Langit, Minggu (12/9/2021).

Abdul Rohmad menambahkan, ornamen kala memang ditemukan dibangunan candi baik di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur.

Baca juga: Viral, Cerita MC Perempuan di Bali Dilarang Tampil di Acara Gubernur Koster, Ada Apa?

 

Dari runtuhan kala yang ditemukan di kawasan Sepi Angin dipastikan jika kala tersebut merupakan kala dengan langgam Jawa Timur.

“Langgam Jawa Tengah itu kalanya sebatas rahang bawah, kalau langgam Jawa Timur sampai dagu,” imbuh dia.

Dari hasil penyisiran lokasi reruntuhan candi yang berada di hutan pinus di kaki Gunung Kukusan tersebut tidak ditemukan adanya bagian bawah dari dagu kala.

Bagian kala yang berada di reruntuhan candi hanya sebatas gigi atas.

“Kami baru menemukan separuhnya saja, dilihat dari potongan kala seharusnya sampai bagian dagu,” ucap dia.

Struktur candi luas dan vandalisme

Lokasi reruntuhan candi di kawasan Sepi Angin dari perkiraan pengukuran sejumlah sisa pondasi bangunan candi diperkirakan mencapi panjang 15 meter dengan lebar 10 meter.

Di dalam kawasan tersebut ditemukan 5 tingkatan atau undak undakan yang meninggi pada bagian Bagian Barat reruntuhan.

“Ada batuan candi yang ditemukan di ketinggian 1.200, berarti ini diperkirakan masih luas lagi,” kata Abdul.

Di reruntuhan bangunan candi yang berada di sebelah Selatan Sunga kampong Wonomulyo juga ditemukan 3 buah susunan batu yang diduga merupakan kuburan.  

 

Susunan batu berkeliling dengan batu meninggi pada bagian tengah ditemukan pada bagian Barat reruntuhan berbatasan dengan tebing.

3 susunan batu tersebut diperkirakan merupakan makam yang berasal dari jaman megalitikum.

Belum bisa dipastikan hubungan antara kuburan yang diduga peninggalan jaman megalitik dan reruntuhan candi yang diduga merupakan peninggalan Agama Hindu tersebut.

“Dimungkinkan ini peninggalan dari dua jaman, tetapi bisa juga candi ini merupakan pendarmaan atau penghormatan kepada makam tersebut,” ucap Abdul.

Arca penting yang hilang

Dari pengakuan Sarengat (70), warga Kampung Wonomulyo dulunya di kawasan reruntuhan candi terdapat 3  buah arca.

Salah satu arca yang berada tak jauh dari reruntuhan kala ukurannya cukup besar.

Dia mengaku masih melihat keberadaan arca tersebut pada tahun 1985.

Baca juga: Situs Lasem Gresik dan Kisah Mbah Jek, Tokoh Penarik Pajak di Zaman Majapahit

 

“Bentuknya dulu seperti kepala manusia tapi punya taring. Yang dua itu kecil tapi tidak memiliki taring dan punya kuluk atau mahkota,” ucap dia.

Sarengat mengaku sejak tahun 2011 keberadaan arca tersebut sudah tidak lagi ditemukan ditempatnya.  

Dia mengaku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan arca tersebut hilang.

"Kami tahunya tahun 2011 sudah tidak ada. Kemungkinn dicuri,” imbuh dia.

Keberadaan arca menurut Abdul Rohmad sangat penting untuk mengetahui bangunan candi tersebut berasal dari zaman apa, dan apa fungsi candi yang menghadap ke barat tersebut.  

Dari keterangan Pak Sarengat masih ada satu arca yang berukuran kecil yang diperkirakan masih ada di sekitar lokasi makam karena pada tahun 2011 arca tersebut masih terlihat keberadaannya.

"Info dari warga arca itu punya kuluk atau mahkota. Nanti kami bisa identifikasi itu arcanya siapa dan nanti akan ketemu candi ini dibangun eranya siapa,” ujar dia.

 

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olah Raga Kabupaten Magetan Joko Trihono yang turut melakukan identifikasi reruntuhan mengatakan, pihaknya masih akan mengupayakan untuk mendapat informasi sebanyak mungkin dari lokasi reruntuhan candi.

Pihaknya mengaku akan bekerja sama dengan pihak desa untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan candi agar bisa ditemukan lebih banyak reruntuhan lainnya.

“Kami akan melakukan koordinasi dengan pihak desa supaya area di sini bisa lebih bersih karena ditumbuhi rumput liar karena ini memang kawasan hutan,” kata dia.

Baca juga: Demokrat Jatim : HUT Demokrat yang Asli dari Dulu 9 September, Bukan 10 September

Dinas Pariwisata Kabupaten Magetan juga akan memberikan penyuluhan kepada warga terkait pentingnya menjaga keberadaan reruntuhan candi karena berisi informasi peradaban lampau.

Dari informasi yang berhasil dikumpulkan, nantinya Dinas Parieisata Kabupaten Magetan akan melakukan koordinasi dengan BPCB untuk menentukan langkah berikutnya apakah reruntuhan tersebut bisa diekskavasi.

"Kami kumpulkan data sebanyak mungkin kemudian kiat akan kaji dan hasil kajian akan kami serahkan kepada BPCB,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com