Susunan batu berkeliling dengan batu meninggi pada bagian tengah ditemukan pada bagian Barat reruntuhan berbatasan dengan tebing.
3 susunan batu tersebut diperkirakan merupakan makam yang berasal dari jaman megalitikum.
Belum bisa dipastikan hubungan antara kuburan yang diduga peninggalan jaman megalitik dan reruntuhan candi yang diduga merupakan peninggalan Agama Hindu tersebut.
“Dimungkinkan ini peninggalan dari dua jaman, tetapi bisa juga candi ini merupakan pendarmaan atau penghormatan kepada makam tersebut,” ucap Abdul.
Dari pengakuan Sarengat (70), warga Kampung Wonomulyo dulunya di kawasan reruntuhan candi terdapat 3 buah arca.
Salah satu arca yang berada tak jauh dari reruntuhan kala ukurannya cukup besar.
Dia mengaku masih melihat keberadaan arca tersebut pada tahun 1985.
Baca juga: Situs Lasem Gresik dan Kisah Mbah Jek, Tokoh Penarik Pajak di Zaman Majapahit
“Bentuknya dulu seperti kepala manusia tapi punya taring. Yang dua itu kecil tapi tidak memiliki taring dan punya kuluk atau mahkota,” ucap dia.
Sarengat mengaku sejak tahun 2011 keberadaan arca tersebut sudah tidak lagi ditemukan ditempatnya.
Dia mengaku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan arca tersebut hilang.
"Kami tahunya tahun 2011 sudah tidak ada. Kemungkinn dicuri,” imbuh dia.
Keberadaan arca menurut Abdul Rohmad sangat penting untuk mengetahui bangunan candi tersebut berasal dari zaman apa, dan apa fungsi candi yang menghadap ke barat tersebut.
Dari keterangan Pak Sarengat masih ada satu arca yang berukuran kecil yang diperkirakan masih ada di sekitar lokasi makam karena pada tahun 2011 arca tersebut masih terlihat keberadaannya.
"Info dari warga arca itu punya kuluk atau mahkota. Nanti kami bisa identifikasi itu arcanya siapa dan nanti akan ketemu candi ini dibangun eranya siapa,” ujar dia.