Sampai kini, Enjum masih tidak percaya Jueni masuk daftar puluhan korban tewas. "Karena anaknya di [bagian] Blok A," kata Enjum.
Enjum berharap tim DVI Polri segera mengidentifikasi jasad yang memiliki kesamaan DNA dengannya.
Ia juga ingin meyakinkan dirinya bahwa Jueni anaknya sudah meninggal, dengan cara melakukan prosesi pemakaman selayaknya.
"Kalau sudah pulang, benar berarti, sudah tes DNA, berarti sudah cocok. Berarti sudah itu anak saya, ini kalau belum ada kepastian itu kayaknya nggak percaya itu anak saya," kata dia.
Baca juga: Lapas dan Rutan di Sumbar Sudah Melebihi Kapasitas, Warga Binaan Terpaksa Dipindahkan ke Tempat Lain
Upi, paman Jueni, saat ini mengurus masalah administrasi keluarganya.
Upi, paman Jueni, merasa skeptis dengan alasan yang dijabarkan Menteri Hukum dan Ham Yasonna Laoly bahwa musabab kebakaran Lapas adalah arus pendek listrik.
"Saya minta dibuka dengan sejujur-jujurnya dibuka dengan keterbukaan ke masyarakat khususnya ke keluarga korban apa yang sebenarnya terjadi di Lapas Tangerang yang menjadi korban kebakaran ini.
Baca juga: Kapasitas Lapas dan Rutan di Riau 4.000, tapi Isinya 13.000 Penghuni
"Karena itu kan Lapas kelas A. Masa iya sih fasilitasnya tidak bagus?" kata Upi, yang mengurusi segala macam urusan Jueni saat ini.
"Kalau ada kelalaian, siapa yang punya kebijakan di situ? Apakah Lapas, apakah penjaga blok? Ya kita nggak tahu pastinya, yang tahu hanya mereka dan kepolisian lebih tahu siapa yang bertanggung jawab," kata Upi.
Upi mengatakan, jika nantinya diketahui bahwa kejadian nahas yang menimpa keponakannya ada unsur kesengajaan, dirinya meminta segera diberitahukan, agar ada upaya keadilan yang dilakukan untuk para korban.
Baca juga: Kapasitas Lapas dan Rutan di Riau 4.000, tapi Isinya 13.000 Penghuni