BANYUWANGI, KOMPAS.com - Feri Bagus Prasetyo (30) sudah 2 tahun terakhir membuka usaha toko camilan atau makanan ringan kiloan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Meski bukan makanan pokok, camilan tetap dicari dan ramai peminatnya.
Kebiasaan "ngemil" membuat makanan ringan selalu dibutuhkan.
Hal ini, menurut Feri, membuat bisnis camilan tetap bertahan saat pandemi Covid-19.
"Pasti penjualan ada turun, tapi cemilan sekarang tak beda jauh sama sembako. Selalu ada barang keluar (terjual) setiap hari," kata Feri saat ditemui di tokonya, Sabtu (11/9/2021).
Baca juga: Kisah Pengusaha Kelor Raup Omzet Rp 4 Miliar, Awalnya Dianggap Gila
Feri memiliki toko fisik di Jalan Kolonel Sugiono, Banyuwangi.
Ia menjual ratusan jenis camilan, mulai dari kripik usus, berbagai jenis kerupuk, sus kering, hingga melinjo.
Ia menjual eceran dari ukuran 250 gram, hingga grosir dengan ukuran per bal berisi 2 hingga 4 kilogram.
Menurut Feri, di semua bisnis yang terpenting adalah adaptasi.
Meski memiliki toko fisik, namun penjualan secara online yang justru menjadi andalannya.
Ia selalu memasarkan jualannya di marketplace yang ada di media sosial Facebook.
"Kalau tips jualan saat ini ya harus ke online, karena tak menutup mata, dunianya sudah seperti ini. Orang tak mau ribet dan semua serba online," kata Feri.
Berjualan secara online bukan berarti hanya sekadar menampilkan foto produk, tetapi juga harus disertai deskripsi yang jelas.
Baca juga: Tips Pilih Camilan Sehat Sebelum dan Setelah Olahraga
Kemudian, menyertakan harga di setiap produk.
Selain itu, menurut Feri, pedagang harus membangun branding atau persepsi dan citra toko sejak awal.
Misalnya, ketika konsumen ingin mencari camilan, maka yang diingat pertama kali oleh calon pembeli adalah toko miliknya.