Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Cincin dan Menara Loji di Jatinangor, Bukti Sejarah yang Terabaikan

Kompas.com - 12/09/2021, 10:42 WIB
Aam Aminullah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Keberadaan Jembatan Cincin di Desa Hegarmanah dan Menara Loji di halaman belakang Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat.

Keduanya merupakan dua bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Namun, kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.

Terlebih, Menara Loji, saat ini hanya menyisakan bangunan tugu. Sementara lonceng besar di atas menarah sudah hilang dicuri.

Jembatan cincin, jalur kereta mengangkut hasil bumi

Budayawan Sumedang Tatang Sobana mengatakan, Jembatan Cincin memiliki panjang sekitar 40 meter dan dibangun pada 1918.

Bangunan yang membentang di belakang Universitas Padjadjaran (Unpad) Kampus Jatinangor ini disebut Jembatan Cincin karena mirip separuh cincin jika dilihat dari kejauhan.

"Jembatan Cincin ini merupakan jalur rel kereta api peninggalan masa penjajahan Belanda. Dulunya digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Sumedang menuju Batavia (Jakarta)," ujar Apih Tatang, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com di Sumedang, Sabtu (11/9/2021) malam.

Baca juga: Monumen Kepet: Perjuangan Rakyat Tuban Bergerilya Melawan Tentara Belanda

Apih Tatang menuturkan, seiring peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, pada 1942, kereta api sudah tidak terlihat lagi melintas di Jembatan Cincin.

Padahal, jembatan cinci sebelumnya menjadi akses penghubung antara stasiun kereta api Tanjungsari Sumedang dengan Rancaekek Kabupaten Bandung.

"Pada tahun 1942, sudah tidak ada lagi kereta api yang datang ke Sumedang. Karena penjajah baru yaitu Jepang datang. Kereta api menuju Sumedang ini memang digunakan hanya untuk kepentingan hasil bumi, bukan kereta orang (transportasi massal)," tutur Apih Tatang.

Jembatan Cincin dan Menara Loji saksi bisu sejarah perkereta apian dan perkebunan karet zaman Belanda di Jatinangor, Sumedang. Kini kondisinya tidak terawat. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Jembatan Cincin dan Menara Loji saksi bisu sejarah perkereta apian dan perkebunan karet zaman Belanda di Jatinangor, Sumedang. Kini kondisinya tidak terawat. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Menara Loji dan kejayaan perkebunan karet

Sementara, kata Apih Tatang, keberadaan Menara Loji di belakang kampus ITB Jatinangor menjadi saksi bisu kejayaan perkebunan karet di Jawa Barat.

Menara Loji dibangun sekitar tahun 1800-an.

"Perkebunan karet Jatinangor ini dulunya merupakan yang terbesar di Sumedang. Perkebunan karet ini dimiliki oleh WA Baud," sebut Apih Tatang.

 

Menara Loji berfungsi sebagai penanda waktu bagi para pekerja di kebun karet milik WA Baud.

Lonceng itu berbunyi tiga kali dalam sehari. Pada pagi hari, lonceng di Menara Loji berbunyi pukul 05.00 WIB, sebagai tanda agar pekerja mulai menyadap getah karet.

"Siang sekitar pukul 10.00 sebagai penanda pekerja setor hasil sadap getah karet, dan sekitar pukul 14.00 sebagai penanda berhenti bekerja," ujar Apih Tatang.

Baca juga: Apa Itu Noken? Filosofi, Kegunaan, hingga Cara Membuatnya...

Seharusnya jadi warisan budaya

Apih Tatang mengatakan, dua bangunan bersejarah di Jatinangor ini seharusnya menjadi heritage (warisan budaya) yang bisa dijaga kelestariannya.

Apih Tatang menyayangkan, kondisi kedua bangunan bersejarah itu justru memprihatinkan karena waktu.

"Bahkan lonceng di atas Menara Loji sekarang sudah tidak ada, karena dicuri pada tahun 1980. Seharusnya, dua bangunan ini menjadi heritage, yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk studi sejarah Indonesia," kata Apih Tatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com