Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil dan Sejarah Kota Denpasar

Kompas.com - 12/09/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

Kyai Jambe Anglurah Ksatrya lah yang kerap mengundang raja-raja lain untuk adu ayam di sebuah taman yang berada di sebelah selatan puri dan tepat di utara pasar.

Awalnya Pasar Badung berada sekitar lapangan Puputan Badung kini, tepat di sebelah selatan Puri Denpasar (Gedung Jaya Sabha).

Namun saat Badung dikuasai Belanda, pasar tersebut dipindah ke barat, dekat Tukad Badung.

Baca juga: Kerajaan Bali: Berdirinya, Raja-raja, Kehidupan Sosial, dan Peninggalan

Taman yang didirikan oleh Kyai Jambe Ksatrya kemudian dikenal dengan nama Denpasar.

Denpasar berkembang sebagai pusat kekuasaan saat I Gusti Ngurah Made Pemecutan mengambil alih kekuasaan Kyai Jambe Ksatrya.

I Gusti Ngurah Made menjadikan Taman Denpasar sebagai lokasi puri.

Sementara itu saat Cokorda Alit Ngurah dinobatkan sebagai regent Bandung pada tahun 1929 ia membangun sebuah puri yang dikenal dengan nama Puri Satria.

Disebutkan jika Puri Denpasar sudah dihancurkan oleh Belanda saat perang Puputan Badung. Bekas Puri Denpasar kemudian digunakan sebagai kantor Asisten Residen Bali Selatan serta Kontroleur Badung.

Baca juga: Penemuan Terowongan Tua di Proyek Bendungan, Diduga Dibangun 900 Tahun Lalu di Masa Kerajaan Bali Kuno

Berjalannya waktu, setelah Indonesia merdeka, Denpasar ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Bali pada tanggal 23 Juni 1960. Sebelunnya, ibu kota Prrovinsi Bali ada di Singaraja.

Pusat ekonomi Kota Denpasar terletak di Jalan Gajah Mada yang berada tepat di Desa Candi. Denpasar juga tak bisa dilepaskan dari Pasar Kumbasari, pasar tradisional yang mejual pakaian hingga kebutuhan rumah tangga lainnya.

Ada juga Museum Bali dan Lapangan Puputan. Museum Bali ada sejak tahun 1932 dan memiliki berbagai macam koleksi mulai dari beberapa jenis topeng hingga ilustrasi berbagai arsitektur di Bali.

Yang tak kalah menariknya adalah Monumen Bajra Sandhi di Niti Mandala Renon Denpasar. Bangunan ini adalah monumen peringatan atas jasa para pahlawan.

Bentuk monumennya seperti genta dan berdiri tepat di tengah lapangan yang cukup luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com