Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Warga di Solo Terdapat 5 Makam Putra Keturunan Mangkunegara IV

Kompas.com - 11/09/2021, 09:54 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Rumah bercat kuning dengan bangunan dua lantai berdiri di pinggir Jalan Sutan Syahrir Kauman, Pasar Legi, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Rumah itu adalah milik Sutadi (73). Sekitar bangunan itu tidak kelihatan aneh.

Tetapi, ketika masuk ke salah satu ruangan seperti gudang terdapat empat makam.

Tak jauh dari ruangan itu terdapat satu makam lainnya.

Kelima makam itu diketahui adalah makam keturunan penguasa Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara IV.

Baca juga: Mau Direnovasi Menteri, Pasar Bawah Bukittinggi Terbakar, 300 Lapak Jadi Abu

Makam itu sudah ada sejak sekitar tahun 1.800 tepatnya pada masa KGPAA Mangkunegara IV memerintah Pura Mangkunegaran.

"Makam meniko (makam itu) putra Mangkunegara IV. Mereka meninggal keadaan masih kecil," kata Sutadi, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/9/2021).

Dia mengatahui lima makam di kompleks rumahnya adalah makam putra Mangkunegara IV berasal dari cerita keluarga Pura Mangkunegaran yang datang berziarah.

Menurutnya, menjelang puasa Ramadan beberapa keluarga Pura Mangkunegaran datang ke kompleks rumahnya untuk berziarah ke makam putra keturunan Mangkunegara IV.

"Sebelum rumah berdiri makam ini sudah ada. Tapi, dulu kondisinya makam sudah rusak terus diperbaiki sama suami saya," ungkap dia.

"Makam ini tidak tiap hari didatangi orang. Tapi kalau dari trah Mangkunegaran tiap mau puasa itu atau ruwah (bulan Jawa) ke sini nyekar perwakilan," sambung dia.

Sutadi mengaku tidak pernah merasakan hal aneh meskipun rumahnya berdampingan dengan makam-makam itu.

"Tidak pernah ada hal aneh. Saya dan anak-anak juga tidak pernah takut. Malah bisa membantu bersih-bersih makam," ungkap dia.

Sutadi menuturkan, tanah yang dia bangun sebagai rumah/tempat tinggal tersebut dahulunya adalah milik Pura Mangkunegaran.

Karena orangtua Sutadi merupakan keturunan demang (wedana) pada masa itu, maka kemudian membeli sebagian tanahnya untuk tempat tinggal.

"Dulu bapak itu anak demang. Dulu anak-anaknya Pak Demang itu seperti bapak itu dibelikan rumah belakang yang besar itu. Sampai sekarang tinggal di sini," terang dia.

 

Menurut cerita orangtua dahulu kelima makam itu pernah akan dipindahkan ke makam kerabat Mangkunegaran Astana Bibis Luhur.

Tetapi, tidak mau dipindah dan meminta makamnya tetap berada di kompleks rumahnya.

"Dulu ada orang yang nyepi gitu. Memohon makamnya tidak dipindahkan," kata dia.

Terpisah, Pengageng Wedono Satriyo Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat membenarkan lima makam di kompleks rumah warga di Jalan Sutab Syahrir Pasar Legi adalah putra keturunan Mangkunegara IV.

"Betul, putra keturunan Mangkunegara IV," ungkap dia.

Lilik mengatakan, sebelum didirikan rumah seperti sekarang, kawasan itu dahulunya merupakan tempat pemakaman untuk putra Mangkunegara IV.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Ini Dugaan Penyebab dan Analisanya

"Dulu belum ada rumah. Dulu makam putra-putra Mangkunegara IV semua masih kecil-kecil," kata dia.

Makam itu sampai sekarang masih dirawat dan setiap menjelang puasa selalu diziarahi.

Adapun untuk perawatan makam diserahkan kepada pemilik rumah.

Sehingga apabila ada makam yang rusak langsung diperbaiki pemilik rumah.

"Yang punya rumah harus tetap merawat makam-makam itu. Karena sudah di rumah orang kami doakan dari sini (Pura Mangkunegaran)," kata Lilik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com