BLITAR, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah Kota Blitar Priyo Suhartono menyatakan, penurunan status PPKM Kota Blitar dari level 4 ke 3 bukan terkait kunjungan Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi berkunjung ke Kota Blitar pada Selasa (7/9/2021), di mana sehari sebelumnya atau Senin (6/9/2021), status PPKM Kota Blitar turun menjadi level 3.
Status PPKM Kota Blitar turun menjadi level 3 setelah sejak awal Juli Kota Blitar menjalankan PPKM level 4 tanpa jeda.
Priyo menegaskan, penilaian dan keputusan penentuan level PPKM sepenuhnya ada di tangan Satgas Covid-19 pusat.
Baca juga: Kunjungi Blitar, Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Covid-19 dan Ziarah ke Makam Bung Karno
"Beberapa hari sebelumnya (sebelum Senin) memang ada indikator yang belum memenuhi kriteria turun level, tapi mendekati Senin dapat kami upayakan indikator membaik," ujar Priyo, kepada wartawan, Jumat (10/9/2021) sore.
Priyo mengatakan, berdasarkan sejumlah indikator yang digunakan dalam penentuan level PPKM, Kota Blitar sudah memenuhi kriteria untuk turun ke level 3.
Meskipun diakuinya, skor yang diperoleh Kota Blitar tidak terlalu baik dan mendekati skor yang diterima daerah yang menjalankan PPKM level 4.
Karena itu, lanjut dia, Satgas Covid-19 Kota Blitar harus bekerja keras untuk terus memperbaiki beberapa indikator penanganan Covid-19 yang skor atau nilainya mendekat skor penilaian level 4.
"Karena posisi skor kami mendekati level 4. Kalau sampai situasi penyebaran Covid-19 di Kota Blitar sedikit saja memburuk, maka kami rawan balik lagi ke level 4," ujar dia.
Menurut Priyo, salah satu indikator penilaian dalam penentuan status level PPKM suatu daerah adalah angka rasio antara jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan jumlah penduduk.
Kota Blitar, kata Priyo, menghadapi masalah yang berat untuk menurunkan angka rasio perawatan pasien Covid-19 karena di satu sisi rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Blitar tidak hanya merawat pasien asal Kota Blitar, tapi juga dari daerah lain terutama dari Kabupaten Blitar.
"Di sisi lain, pembandingnya kan kecil kami ini. Jumlah penduduk Kota Blitar kan kecil, hanya 150.000, otomatis angka rasio perawatan pasien cenderung tinggi," ujar dia.
Angka rasio perawatan pasien Covid-19 yang cenderung tinggi, ujar Priyo, sebenarnya tidak hanya dihadapi Kota Blitar tapi juga daerah-daerah lain yang rumah sakitnya menjadi tumpuan wilayah di sekitarnya.