Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemandangan Saat Pandemi, Peziarah Rela Bergantian Mengintip Pusara Bung Karno dari Balik Pagar

Kompas.com - 09/09/2021, 20:00 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Pedagang suvenir di kompleks Makam Bung Karno memiliki cara kreatif memecah kebuntuan sumber nafkah mereka yang terdampak pemberlakuan PPKM.

Sejak pemberlakuan PPKM Darurat awal Juli, destinasi wisata di Kota Blitar harus tutup sementara termasuk Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit yang merupakan daya tarik utama bagi wisatawan dan peziarah untuk berkunjung ke Kota Blitar.

Sejak Senin (6/9/2021), Kota Blitar turun dari PPKM level 4 menjadi level 3. Meski telah turun, destinasi wisata belum boleh dibuka.

Sementara, warga luar kota masih saja berdatangan ke Makam Bung Karno untuk berziarah meski harus rela melihat pusara Makam dari kejauhan, melalui lubang pagar yang mengelilingi area makam.

Sekelompok pedagang suvenir itu kemudian berinisiatif menyediakan tempat bagi pengunjung Makam Bung Karno untuk menabur bunga dan berdoa meski di luar pagar.

Mereka menggelar karpet di ruas jalan yang kini difungsikan sebagai area citywalk sehingga pengunjung Makam Bung Karno dapat duduk di tempat yang berhimpitan dengan pagar makam sisi barat.

Mepet dengan pagar tembok makam di ujung hamparan karpet berukuran 6 x 12 meter itu, mereka memasang wadah bunga tempat para peziarah dapat menaburkan bunga untuk Sang Proklamator.

Dengan terobosan itu, peziarah yang kebanyakan datang dari wilayah Jawa Barat dapat menaburkan bunga meski tidak di pusara Makam dan dapat berdoa meski di luar pagar dan dari jarak belasan meter dari pusara.

"Sementara bagi kami para pedagang bisa dapat pembeli walaupun istilahnya sekadar menjadi pelaris," tutur salah satu pedagang suvenir, Mursito "Mat Blangkon" kepada Kompas.com, Kamis (9/9/2021) sore.

Baca juga: Polisi Bantah Tangkap Peternak yang Bentangkan Poster di Blitar, Kapolres: Ini Pengamanan...

Mursito menambahkan, antusiasme masyarakat tetap tinggi mengunjungi Makam Bung Karno yang tutup selama pandemi.

Menurutnya, banyak dari peziarah yang berkunjung ingin berdoa agar pandemi Covid-19 segera berlalu di Indonesia.

"Mungkin doa semacam itu bagi masyarakat dianggap tepat juga jika dipanjatkan di makam salah satu pendiri bangsa," ujarnya.

Kebanyakan pengunjung Makam Bung Karno selama pandemi berasal dari Jawa Barat, sama dengan kebanyakan asal pengunjung di situasi normal.

"Mereka dari Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Indramayu. Jadi kami kasihan juga melihat peziarah yang datang dari jauh dan sampai di sini ternyata tidak bisa masuk ke makam dan tidak bisa berdoa dengan nyaman dan khusuk," ujarnya.

Meski karpet yang mereka sediakan tidak dapat memenuhi harapan peziarah, kata dia, tapi sudah cukup membantu para peziarah melakukan hajat mereka.

 

Dan usai melakukan doa, sejumlah orang akan mengarahkan para peziarah untuk berkunjung ke area lapak pasar suvenir di belakang pagar Makam Bung Karno.

Cukup mengobati kekecewaan

Sejumlah peziarah Makam Bung Karno yang datang hari ini kebanyakan bersyukur masih ada tempat bagi mereka untuk berdoa dan menabur bunga.

Mereka tidak dapat membayangkan jika tidak ada inisiatif dari sekelompok pedagang suvenir untuk menyediakan tempat berdoa dan menabur bunga di luar pagar Makam.

Seperti diungkapkan Suheri, peziarah yang datang dari Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Suheri datang bersama rombongan dengan menggunakan bus.

Suheri mengaku tidak tahu persis Makam Bung Karno ditutup sementara sebagai konsekuensi dari peraturan pembatasan selama PPKM.

Peziarah rela berdoa di atas hamparan karpet di luar pagar Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Kamis (9/9/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Peziarah rela berdoa di atas hamparan karpet di luar pagar Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Kamis (9/9/2021)

Ia dan rekan-rekan serombongan mengaku kecewa tidak dapat masuk dan berdoa di pusara Makam Bung Karno.

Namun hamparan karpet yang disediakan pedagang suvenir itu sedikit mengobati kekecewaan itu.

"Ya terpaksa di luar begini. Tapi cukuplah, meski sebenarnya pingin masuk," ujarnya, Selasa.

Baca juga: Usai Bebaskan 2 Ibu yang Mencuri di Toko Kelontong, Polres Blitar Kirim Sembako hingga Susu

Usai menabur bunga di sebuah nampan bambu yang disediakan para pedagang, Suheri dan rekan serombongan terlihat belum puas.

Keinginan mereka untuk mendekat ke pusara Makam Bung Karno hanya dapat mereka penuhi dengan mengintipnya dari lubang-lubang di sepanjang pagar Makam.

Meski lubang itu ada di sepanjang pagar, namun kebanyakan mereka memilih mengintip dari lubang yang posisinya paling startegis untuk melihat pusara Sang Penyambung Lidah Rakyat itu.

Sehingga mereka kadang harus bergantian mengintip pusara dari lubang-lubang tertentu saja.

"Kami berharap pemerintah bisa segera membuka Makam Bung Karno dan nanti kami akan ke sini lagi," ujarnya.

Protokol kesehatan

Menurut Mursito Mat Blangkon, sejak inisiatif penyediaan hamparan karpet bagi peziarah itu diwujudkan empat hari lalu, kini sudah sekitar 40 persen dari 140-an pedagang suvenir yang mulai membuka lapak dagangan.

Meski penjualan masih sangat kecil, namun itu juga cukup memberikan harapan bahwa tidak lama lagi tingkat kunjungan ke Makam Bung Karno akan pulih.

 

Untuk menjaga harapan itu, Mursito dan kawan pedagang lainnya berusaha agar protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik oleh para pengunjung.

Salah satu yang mereka terapkan adalah pembatasan jumlah peziarah yang berdoa sesuai luas hamparan karpet merah yang mereka sediakan.

"Kemudian, antara rombongan yang satu dengan lainnya juga tidak kita perbolehkan untuk berdoa bareng. Jadi bergantian," ujarnya.

Para pedagang sudah sepakat untuk menjaga protokol kesehatan terpenuhi. Tindakan mereka tidak hanya memberi harapan pada para pedagang tapi juga bagi penarik becak, pedagang bunga, jasa foto dan lainnya.

Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Minggu (20/6/2021).KOMPAS.com/ASIP HASANI Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Minggu (20/6/2021).

Satgas Covid-19 tidak bisa halangi

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tri Iman Prasetyono mengatakan, pihaknya sudah mengetahui adanya inisiatif dari para pedagang suvenir tersebut.

Baca juga: Update Mayat Perempuan Dalam Karung di Blitar, Diduga Dibunuh Pasangan Selingkuhnya, Pelaku Lalu Bunuh Diri

Wali Kota Santoso selaku Ketua Satgas Covid-19 pun juga sudah mengetahui apa yang dilakukan komunitas pedagang suvenir namun tidak memiliki alasan untuk melarang.

Menurutnya, selama pemberlakuan PPKM Level 3 hanya destinasi wisata yang ditutup.

"Area parkir PIPP, pedagang, homestay kan boleh buka. Karena area parkir PIPP buka kemudian ada pengunjung luar kota yang datang," ujarnya.

Meski demikian, Satgas Covid-19 akan tetap mengawasi jalannya kegiatan di sekitar Makam Bung Karno.

"Jika terjadi pelanggaran dalam hal protokol kesehatan mestinya juga akan ada tindakan dari Satgas," ujarnya.

Sebenarnya, ujar Tri, pihaknya selama ini selalu memikirkan cara agar destinasi wisata di Kota Blitar, setidaknya Makam Bung Karno, dapat dibuka meski status Kota Blitar masih PPKM level 3.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com