KOMPAS.com - Amye Un (60), perempuan kelahiran Amnatun, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT gagal menjadi Wali Kota Darwin, Australia.
Saat pemiliihan Wali Kota Darwin Northern Territory, Australia pada Sabtu (28/8/2021), Amye Un berada di posisi kedua dengan perolehan 2.405 suara.
Ia kalah dari calon wali kota petahana Kon Vatskalis yang meraup 15.850 suara.
Meski kalah, Amye tetap berpeluang menduduki jabatan sebagai Alderman atau Town Council yakni sebagai penata kota.
"Tugas kami nanti kami bekerja sama dengan wali kota terpilih, untuk menata Kota Darwin," ujar Amye, kepada Kompas.com, Kamis (9/9/2021).
Baca juga: Hasil Pemilihan Wali Kota Darwin Australia, Perempuan Asal Pedalaman NTT, Amye Un Raih Posisi Kedua
Meski kalah, Amye mengaku bangga karena mengalahkan empat pesaingnya.
Pemilihan Wali Kota Darwin sendiri diikuti oleh 6 kandidat. Walau berada di urutan kedua, Amye berhasil menyisihkan 4 orang lainnya.
Mereka adalah Leah Potter (3.250 suara), Gary John Haslett (2.699 suara), Robin Lawrence (1.705 suara) dan Calvin Donaldson (367 suara).
Ia mengatakn posisi kedua yang ia dapatkan saat ini adalah hasil kerja keras dari timnya.
Baca juga: Hasil Pemilihan Wali Kota Darwin Diumumkan Senin, Amye Un: Kami Berharap yang Terbaik
Selain itu ia cukup bangga berada di posisi kedua karena Amye baru pertama kali mengikuti pemilihan wali kota.
"Walaupun baru pertama kali maju, tapi sudah langsung menduduki posisi kedua, sehingga bagi saya ini adalah satu prestasi terbaik," ujar Amye.
Ia juga mengaku akan tetap mengikuti pemilihan wali kota empat tahun mendatang.
"Saya akan terus mengikuti pemilihan wali kota sampai saya menang," ujar Amye.
Baca juga: Indira Gandhi, Megawati hingga Jokowi, Tokoh yang Menginspirasi Amye Un Terjun di Politik Australia
Sebelumnya Amye mengklaim ia maju sebagai calon wali kota, setelah mendapat dukungan dari masyarakat setempat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Selain mendapat dukungan yang banyak dari arus bawah, Amye menyebut hal itu sebagai kesempatan.
Ia memilih jalur independen, karena tidak ingin terikat dengan partai politik mana pun.
"Kalau di partai kita tidak bisa menyampaikan aspirasi masyarakat dengan baik. Protes dari masyarakat, kalau melalui partai politik, tidak seluruhnya disampaikan ke Parlemen. Kalau independen kita bisa sampaikan apa saja yang diinginkan rakyat," kata Amye.
SUMBER: KOMPAS.com (Sigiranus Marutho Bere | Editor : Pythag Kurniati, Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.