Untuk VoC contohnya adalah varian Delta yang telah menyebar di Indonesia.
"Seperti kita tahu kemarin sangat heboh mereka yang terinfeksi Delta, nilai CT Value-nya rata-rata dibawah 25, dan ada yang ekstrem di bawah 5," kata dia.
Sementara untuk varian Mu yang termasuk VoI, karakteristik dasarnya masih sama sehingga tidak mengubah sifat dasar virus.
Fauqa memastikan, RSLI Surabaya menangani pasien secara holistik dan terus memonitor apakah pasien dengan CT Value rendah masuk varian baru atau tidak.
Pihaknya telah mengirimkan 78 sampel pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) ke lab Universitas Airlangga untuk lebih detail mengetahui karakteristik virus.
"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Proses di EDC kampus C Unair. Hasil belum keluar," papar dia.
Di sisi lain, Fauqa mengakui belakangan ini RSLI sering menemukan fonemena CT Value ekstrem dan masih pada angka yang sangat rendah pada minggu kedua pasien dirawat.
Padahal teorinya, pada varian lain menunjukkan progres yang baik sehingga CT Value naik. Bahkan pada hari ke-13 pasien terpapar Covid-19 sudah dinyatakan negatif.
Baca juga: PPKM Level 4 di Manokwari, Aktivitas Masyarakat Dibatasi hingga Pukul 20.00
Sementara dari temuan pasien di RSLI, lanjut Fauqa, pada minggu kedua justru terlihat seperti awal saat terserang virus dengan indikasi nilai CT Value yang rendah.
Untuk memastikan jenis varian tersebut masih menunggu hasil pemeriksaan WGS.
”Kita tidak bisa berandai-andai, semua masih menunggu konfirmasi dari WGS, dari sampel yang kita kirimkan.” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.