Kapolsek KP3 Lembar dan pihak Pelni pun mengajak perwakilan sopir untuk duduk bersama mencari solusi agar KM Egon bisa segara jalan.
Sebab, banyak juga penumpang umum yang terlambat keberangkatannya menuju Waingapu karena keributan dan protes para sopir.
Pihak Pelni meminta mereka yang tersisa untuk berangkat tanggal 19 September 2021, namun permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh para sopir.
Karena suasana makin memanas dan situasi tidak kondusif, aparat kepolisian termasuk tim Puma Polres Mataram turun ke lokasi mengamankan situasi.
Polisi meminta para sopir kembali ke truk masing masing, karena KM akan tetap berlayar.
"Kalau kalian masih bikin keributan berhadapan dengan kami, aparat, jangan membuat keributan kita akan cari solusi yang terbaik," tekan Kabag Ops Polres Lombok Barat, AKP Dhafud Shiddiq.
Dia mengancam akan mengamankan siapa yang membuat keributan di areal publik seperti pelabuhan.
Tak hanya itu Ketua Koordinator Staf Pelni di NTB, Mustofa juga diminta tegas, memberi penjelasan.
Karena seluruh sopir yang memiliki tiket punya hak untuk berangkat.
"Mereka punya hak untuk berangkat, ini tiket sudah mereka beli bukan mereka minta, jadi anda tidak bisa mengabaikan itu, bisa dilaporkan penipuan nanti," kata Shiddiq tegas.
Suasana di Pelabuhan berangsur melandai, Mustofa mengontak Pelni pusat untuk memberi kepastian bagi para sopir bisa berangkat.
Ditekankan bahwa 33 truk ekspedisi yang memegang tiket tanggal 7 September dibiarkan berangkat lebih dulu, dari Pelabuhan Lembar langsung ke Waingapu Sumba.
"Jangan ada yang melarang sopir yang akan berangkat hari ini karena mereka punya tiket hari ini, anda yang tiketnya tanggal 10 bisa menunggu hingga tanggal 10," tegas Kabag Ops Polres Lombok Barat.
Siddiq mengatakan bahwa mereka hanya menjaga keamanan situasi di pelabuhan, mengingat ada penumpang lain yang mengunakan KM Egon, selain para supir truk.
"Kami tidak dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapi sopir dan Pelni ya, tetapi kita lebih pada mengamankan situasi, mengantisipasi keributan yang muncul hanya karena beberapa orang saja, dan ini sudah selesai," kata Shiddiq.
Penjelasan Pelni
Sementara itu pihak Pelni berkomentar mengenai adanya calo dalam proses jual beli tiket KM Egon.
Ketua Koordinator Staf PT. Pelni di NTB, Mustofa mengatakan, dirinya tidak mengetahui ada praktik percaloan dalam pembelian tiket kapal.
"Saya tidak tahu ya, saya bekerja sejak sore mengurus ini, jadi tidak tahu kalau ada calo tiket," katanya.
Akhirnya KM Egon berangkat Rabu (8/9/2021) dini hari, pukul 03.00 Wita, truk-truk bermuatan besar masuk satu-persatu ke dalam kapal.
Para sopir yang tertahan hingga tiga bulan, akhirnya kembali ke kampung halaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.