YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., mengatakan Covid-19 varian Mu tidak lebih ganas dari varian Delta.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata dia, sudah menyebutkan varian Mu sebagai kategori variant of interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian.
Sedangkan varian delta masuk kategori variant of concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai.
"Karena Delta kategori VoC levelnya tentunya di atas Mu yang kategori VoI,” ujar Gunadi dalam keterangan tertulis Humas UGM, Selasa (8/9/2021).
Baca juga: Warga Riau Terpapar Covid-19 Varian Delta Capai 28 Orang
Gunadi menyampaikan, hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi. Tapi, masih perlu adanya penelitian lebih lanjut.
Hingga saat ini, lanjutnya, Covid-19 varian Mu ini belum terdeteksi di Indonesia.
Namun, perlu adanya upaya pencegahan dengan pengetatan pintu masuk ke Indonesia agar tidak menyebar luas seperti varian Delta.
Dia bilang, Covid-19 terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan yang berbeda.
"Kekebalan alami yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lainnya diperlukan riset lebih lanjut,” tegasnya.
Baca juga: Sebanyak 18 Kasus Covid-19 Varian Delta Terdeteksi di Aceh
Gunadi menambahkan, kekebalan alami yang sudah terinfeksi meski belum vaksin sama halnya mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu.
Akan tetapi antisipasi tetap diperlukan dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan percepatan program vaksinasi.
"Vaksin mencegah keparahan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.