Namun, di tempat beribadah sedang ada sang Ayah yang sedang shalat subuh.
"Saat itu, saya mendengar isakan anak saya keras beberapa kali seperti sesak napas. Eu... eu... eu... seperti itu suaranya. Tak berselang lama, anak saya langsung meninggal di kamar saat hendak shalat subuh," kata Ani.
Ani dan keluarganya merasakan duka mendalam, karena kehilangan anak lelakinya yang pernah berprestasi sebagai tim marching band tingkat daerah.
Ani dan keluarga pasrah dengan kejadian yang menimpa anak kandungnya tersebut.
"Saat mau shalat subuh, anak saya sesak dan langsung meninggal dunia," ujar Ani sembari menunjukkan sisa obat yang dikonsumsi anaknya.
Ayah kandung korban, Nono (40), menyatakan bahwa dirinya dan keluarga besar tidak pernah menyalahkan program vaksinasi.
Namun, pihak keluarga mempertanyakan prosedur vaksinasi dan skrining yang dilakukan petugas medis.
Baca juga: Lakukan dan Hindari Hal Ini Setelah Vaksinasi Covid-19
Apalagi seperti yang menimpa Cahyono, di mana vaksinasi dilakukan terhadap orang yang sedang sakit dan sedang dalam masa pengobatan.
"Saya kan tanya ke anak saya, waktu itu bilang enggak ke petugas medisnya kalau masih sakit. Kata anak saya, 'bilang Pak'. Nah, biasanya kan observasi kalau ada yang sakit enggak boleh divaksin, kenapa ini masih disuntik saja?" kata Nono.
Menurut Nono, sesuai keterangan anaknya, petugas vaksinasi mengatakan bahwa tidak masalah disuntik vaksin, karena tidak akan berpengaruh terhadap sakit lambung yang dialami.
Nono hanya berharap, kejadian yang dialami anaknya tidak terulang lagi oleh orang lain.
"Saya dan keluarga selama ini tidak menyalahkan program vaksinasi Pak Jokowi, tapi saya dan keluarga bertanya, kenapa prosedurnya enggak hati-hati. Kalau ada yang mau disuntik vaksin dan mengaku sakit, ya jangan dipaksakan divaksin dan enggak usah bilang tidak akan apa-apa," kata Nono.
Kronologi kejadian yang dialami Cahyono dibenarkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Harun Arasyid.
Namun, sesuai hasil obervasi, kasus meninggalnya Cahyono akibat adanya penyakit bawaan, dan bukan akibat vaksin Covid-19.
Pihak Dinkes telah melakukan investigasi mengenai awal mula pelajar tersebut menerima vaksin, mulai dari pihak sekolah sampai petugas medis yang melakukan penyuntikan.
"Kami sudah investigasi secara kedinasan, hasil investigasinya, pelaksanaannya sesuai mekanisme dan sudah selesai, serta tak ditemukan masalah. Peserta ini lemas, kemudian meninggal dunia. Untuk vaksin tak ada masalah dan pesertanya dalam kondisi lemah. Sebelumnya, dia punya penyakit tertentu atau bawaan yang kami tidak ketahui. Soalnya kalau kondisi seperti itu harusnya masih kondisi prima," kata Harun saat dikonfirmasi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.