Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Pempek, Larangan Ikan Belida, dan Negosiasi Mempertahankan Cita Rasa Khas Palembang

Kompas.com - 08/09/2021, 10:31 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Di sekitar Jalan Lingkaran 1 Nomor 438 Kelurahan 15 Ilir Palembang, Sumatera Selatan, terdapat usaha pedagang pempek yang telah berdiri lebih dari setengah abad.

Tempat makan bernama Pempek Dempo 310 itu dikelola oleh keluarga Rianti sejak 50 tahun silam.

Baca juga: Apa Itu Ikan belida, Bahan Baku Pempek yang Kini Masuk Hewan Dilindungi?

Tempat makan ini cukup dikenal di kalangan masyarakat Palembang. Rasa pempek yang disajikan sangat khas dan lezat. Namun, memang harganya agak mahal.

Baca juga: Sosialisasikan Ikan belida Jadi Hewan Dilindungi, DKP Riau: Khawatir Masyarakat Tak Tahu Tiba-tiba Kena Sanksi

 

Satu pempek dibanderol dengan harga Rp 7.000, untuk jenis pempek telok (telur), adaan (bulat), kriting, kulit, dan lenjer kecil.

Baca juga: Pempek Kualitas Super dari Ikan belida

Harga yang mahal ini bukan karena pemiliknya ingin cari untung besar. Namun, karena bahan baku pembuatan pempek tersebut menggunakan ikan putak yang memiliki nama latin Notopterus dan merupakan salah satu spesies ikan belida.

Harga daging ikan putak terbilang juga cukup tinggi, di mana untuk 400 gram daging ikan dijual Rp 35.000.

Jika dikalikan 1.000 gram atau 1 kilogram maka harga jual daging ikan ini mencapai Rp 87.500.

Supri merupakan salah satu pegawai Pempek Dempo 310  Palembang. Sejak berumur 14 tahun dia sudah membantu Rianti untuk berdagang makanan khas kota tertua di Indonesia tersebut. 

Supri sudah khatam membuat pempek yang nikmat. Dari pengolahan daging yang apik, sampai campuran sagu, gandum sudah sangat dia kuasai.

Supri bercerita, dalam sehari, 10 kilogram daging ikan putak habis untuk membuat pempek.

Memang, produksi pempek di toko ini cukup terbatas karena harganya yang mahal serta hanya kalangan tertentu yang menjadi pelanggan mereka.

"Kalau orang lama, pasti tahu karena memang rasa pempek di sini tidak berubah," kata Supri, kepada Kompas.com, Kamis (2/9/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ibu Hamil Melahirkan di Hutan Saat Ditandu Puluhan Kilometer ke Puskesmas, Bayinya Dihangatkan Pakai Api Unggun

Ibu Hamil Melahirkan di Hutan Saat Ditandu Puluhan Kilometer ke Puskesmas, Bayinya Dihangatkan Pakai Api Unggun

Regional
Gibran Saat Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20: Rugi, Menjengkelkan

Gibran Saat Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20: Rugi, Menjengkelkan

Regional
29 Orang Ditangkap Terkait Teror Busur Panah yang Tewaskan Seorang Petani

29 Orang Ditangkap Terkait Teror Busur Panah yang Tewaskan Seorang Petani

Regional
Warga Berdesakan Menanti Jokowi di Pasar Rakyat Malindungi

Warga Berdesakan Menanti Jokowi di Pasar Rakyat Malindungi

Regional
Ini Respons Jokowi soal Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Ini Respons Jokowi soal Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Regional
Bapak Cabuli Anak Tiri, Korban Diancam Dibunuh

Bapak Cabuli Anak Tiri, Korban Diancam Dibunuh

Regional
Kunjungi Bulog Batangase Maros, Jokowi Temukan Serapan Tahun Ini Turun Drastis

Kunjungi Bulog Batangase Maros, Jokowi Temukan Serapan Tahun Ini Turun Drastis

Regional
Video Viral, Emak-emak Bentak Polisi di Lubuklinggau, Tak Terima Anaknya Disetop

Video Viral, Emak-emak Bentak Polisi di Lubuklinggau, Tak Terima Anaknya Disetop

Regional
Satgas Kekerasan Seksual Unand Rekomendasikan 2 Mahasiswa FK Di-drop Out

Satgas Kekerasan Seksual Unand Rekomendasikan 2 Mahasiswa FK Di-drop Out

Regional
Mayat Perempuan dan Bayi Baru Lahir Tanpa Identitas Ditemukan di Ladang Tebu di Kediri

Mayat Perempuan dan Bayi Baru Lahir Tanpa Identitas Ditemukan di Ladang Tebu di Kediri

Regional
Dugaan Korupsi Cukai Rokok di Tanjungpinang, KPK Sita Sejumlah Dokumen

Dugaan Korupsi Cukai Rokok di Tanjungpinang, KPK Sita Sejumlah Dokumen

Regional
Baru Pertama Datang Setelah Soeharto, Jokowi Dirindukan Pedagang di Pasar Malindungi

Baru Pertama Datang Setelah Soeharto, Jokowi Dirindukan Pedagang di Pasar Malindungi

Regional
Di Balik Kegagalan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20...

Di Balik Kegagalan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20...

Regional
26 Pejabat Pemkab Banyuwangi Dimutasi

26 Pejabat Pemkab Banyuwangi Dimutasi

Regional
Ada Tudingan Curi Penumpang, Sopir Taksi Konvensional dan Taksi 'Online' di Batam Ricuh

Ada Tudingan Curi Penumpang, Sopir Taksi Konvensional dan Taksi "Online" di Batam Ricuh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke