Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terowongan Kuno di Klaten Ternyata Bekas Embung Peninggalan Belanda

Kompas.com - 08/09/2021, 07:26 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Terowongan kuno diduga peninggalan zaman Belanda ditemukan di Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Penemuan terowongan bermula ada pengerukan tanah proyek pembangunan destinasi wisata berupa kolam pemancingan dan sentra kuliner desa setempat.

Adapun lahan tanah yang digali dengan menggunakan alat berat itu dahulunya bekas embung yang sudah lama tidak terpakai.

Pj Kepala Desa (Kades) Sabrang Lor Budi Andrianto mengatakan, tidak tahu kalau lahan bekas embung kuno peninggalan Belanda itu ada terowongan.

Baca juga: Begini Penampakan Terowongan di Klaten yang Diduga Peninggalan Belanda

Menurutnya, lahan itu dahulunya merupakan embung buatan Belanda yang difungsikan sebagai irigasi atau pengairan tanaman tembakau.

"Dulunya ini embung. Tapi lama tidak terpakai (mangkrak) puluhan tahun. Kalau dilihat bangunan Belanda. Dulu sini perkebunan tembakau. Jadi mungkin untuk pengairan zaman Belanda," kata Budi di lokasi penemuan terowongan di Desa Sabrang Lor, Klaten, Selasa (7/9/2021).

Terowongan tersebut memiliki diameter dua meter dengan dinding bangunan berupa batu bata.

Budi mengatakan, terowongan ditemukan warga setelah empat hari pengerjaan proyek atau tepatnya sekitar akhir Agustus 2021.

"Kami tanya informasinya hanya saluran air zaman Belanda. Karena struktur bangunannya itu zaman Belanda," ungkap dia.

Sejauh ini, kata dia, baru Dinas Pariwisata Klaten yang sudah ke lokasi untuk mengecek lokasi ditemukannya terowongan diduga peninggalan Belanda itu.

"Kemarin kelihatannya diambil sampel bahannya mungkin untuk diteliti lebih lanjut apa gimana. Sampai saat ini belum ada konfirmasi," terang dia.

Baca juga: Menyusuri Terowongan Jalur Selatan, Ada sejak Masa Kolonial, Tembus Batuan Cadas Ratusan Meter di Perut Bumi

Karena belum ada informasi lebih lanjut mengenai terowongan itu, Budi mengatakan belum berani mengerjakan proyek di sekitar terowongan.

"Kita hanya menemukan setengah lingkarannya. Untuk ke bawah saya yakin juga ada itu. Namun, kami juga tidak berani mengerjakan itu karena bukan fokus kami. Fokus kami di embungnya ini," ungkap Budi.

Ditemukan ikan dan bulus

Penemuan bulus ukuran jumbo yang ditemukan di sekitar Embung Dukuh Samber, Senin (6/9/2021). Penemuan bulus ukuran jumbo yang ditemukan di sekitar Embung Dukuh Samber, Senin (6/9/2021).

Selain terowongan, kata Budi, warga menemukan ikan berukuran besar dan bulus atau kura-kura di sekitar lokasi penggerukan tanah bekas embung tersebut.

"Iya, warga ada yang menemukan ikan jenis toman atau apa varietas dari Kalimantan. Kalau di sini termasuk langka karena memang bukan daerahnya," katanya.

Bahkan, kata Budi ikan toman tersebut sempat ditawar orang dengan harga antara Rp 5 juta hingga Rp 7 juta. Tetapi, warga yang menemukan ikan itu tidak memberikannya.

"Ikannya masih hidup. Sekarang masih dipelihara warga. Panjang sekitar 80 sentimeter," kata Budi.

Lebih lanjut, Budi menerangkan, proyek pembangunan destinasi wisata berupa kolam pemancingan dan kuliner dibiayai dengan menggunakan anggaran dana desa.

"Kami menargetkan tiga tahun anggaran selesai. Tahap pertama ini pembersihan dan pembuatan talud dengan nilai anggaran Rp 190 juta," kata Budi.

Anggota Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng yang juga Kepala Unit Candi Sewu Deny Wahju Hidayat mengatakan, sudah menerima laporan dari warga terkait penemuan terowongan diduga peninggalan Belanda.

"Kita akan tinjau ke lapangan. Bangunannya itu struktur cagar budaya. Kalau dilihat dari lokasinya memang untuk pertanian. Era Belanda itu memang selalu membuat fasilitas yang mendukung keuntungan," terang dia.

Deny mengatakan akan berkoordinasi dengan dinas terkait di Klaten dan masyarakat untuk mengamankan keberadaan bangunan cagar budaya itu.

Karena peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam merawat sekaligus melestarikan bangunan cagar budaya.

"Peran masyarakat untuk pelestarian cagar budaya itu diwajibkan. Jadi peran desa sangat diharapkan untuk ikut melestarikan bangunan cagar budaya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com