Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabupaten Tasikmalaya PPKM Level 3, Pembukaan Objek Wisata Akan Dikaji Ulang, PTM Tetap Berjalan

Kompas.com - 07/09/2021, 18:21 WIB
Irwan Nugraha,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, akan mengkaji ulang pembukaan beberapa objek wisata di wilayahnya akibat perubahan status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kabupaten Tasikmalaya kini berstatus PPKM level 3, sebelumnya sempat berstatus level 2.

Pengkajian ulang itu akan dilakukan meski pembukaan objek wisata di daerah ini baru dilaksanakan sejak awal pekan lalu, seperti kawasan Pantai Cipatujah dan Wisata Alam Gunung Galunggung.

Baca juga: Pelaku Usaha di Tasikmalaya Semringah Setelah Obyek Wisata Mulai Dibuka: Enggak seperti Kemarin, Susah Cari Uang

"Untuk objek wisata, berkaitan dengan Inmendagri baru dengan perubahan status level 3 sekarang akan dikaji dulu di kita. Tapi berdasarkan pelaksanaannya baru pekan kemarin kan kita dibuka objek wisata dengan pengetatan. Kalau sekarang Inmendagri baru, kita akan ada evaluasi lagi, dikaji ulang," jelas Koordinator Humas Satgas Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya, Rudi Sonjaya kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).

Selain sektor wisata, lanjut Rudi, pihaknya pun akan tetap melanjutkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang baru digelar kembali sejak sepekan lalu di wilayahnya.

Baca juga: Kabupaten Tasikmalaya Naik Jadi PPKM Level 3, Ini Penyebabnya

Sebab, baik level 2 maupun 3 sesuai aturan Inmendagri, pelaksanaan PTM tetap bisa dibuka dengan maksimal 50 persen jumlah murid tiap kelasnya.

Pihaknya pun akan membentuk siswa Milenial Covid-19 di tiap sekolah untuk menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan (prokes) selama PTM berlangsung.

Tentunya, hal itu diharapkan bisa menekan penyebaran Covid-19 selama berlangsungnya PTM terbatas di seluruh sekolah Kabupaten Tasikmalaya.

"Walaupun sekarang ada di level 3, PTM tetap bisa dibuka dengan maksimal jumlah murid 50 persen tiap kelas. Saya kira untuk pengetatan terus dilakukan. PTM akan dibentuk siswa Milenial Covid-19. Pengawasannya oleh guru dan orangtua siswa tiap sekolah," tambah Rudi.

 

Pihaknya pun tak mengetahui indikator utama yang menyebabkan wilayahnya menjadi naik level oleh Pemerintah Pusat.

Namun, pihaknya menduga bahwa kenaikan level di wilayahnya akibat capaian vaksin selama ini masih rendah.

Makanya, pihaknya terus mengejar capaian vaksinasi dan terus meminta masyarakat menjalankan prokes ketat selama PPKM Level 3 diberlakukan.

"Kalau itu kan evaluasi pusat, kalau berdasarkan kasus aktif justru turun. Nah, indikatornya kan sekarang penilaian pusat, memang ada satu hal mungkin karena tingkat capaian vaksinasi kita masih terbatas," pungkasnya.

Sebelumnya, Kabupaten Tasikmalaya berstatus daerah PPKM level 3. 

Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya mencatat kenaikan level di daerahnya diakibatkan lemahnya proses tracing kontak erat selama ini.

Alasannya, seluruh tenaga medis di wilayah ini terlalu disibukkan dengan proses penyuntikkan vaksin sesuai dengan program pemerintah pusat.

"Kemarin kabupaten (Tasikmalaya) sempat level 2 terus, sekarang level 3. Kita lemah tracing kontak erat selama ini. Rata-rata kita di lima dan enam orang kontak erat dari satu orang positif (Covid-19). Seharusnya tracing kontak minimal 15 orang ketika satu terkonfirmasi positif yang di-tracing. Karena kita lagi konsen dan sibuk vaksinasi. Jadinya turun levelnya," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi kepada wartawan via telepon, Selasa sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Regional
Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Regional
Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com