Pihaknya pun tak mengetahui indikator utama yang menyebabkan wilayahnya menjadi naik level oleh Pemerintah Pusat.
Namun, pihaknya menduga bahwa kenaikan level di wilayahnya akibat capaian vaksin selama ini masih rendah.
Makanya, pihaknya terus mengejar capaian vaksinasi dan terus meminta masyarakat menjalankan prokes ketat selama PPKM Level 3 diberlakukan.
"Kalau itu kan evaluasi pusat, kalau berdasarkan kasus aktif justru turun. Nah, indikatornya kan sekarang penilaian pusat, memang ada satu hal mungkin karena tingkat capaian vaksinasi kita masih terbatas," pungkasnya.
Sebelumnya, Kabupaten Tasikmalaya berstatus daerah PPKM level 3.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya mencatat kenaikan level di daerahnya diakibatkan lemahnya proses tracing kontak erat selama ini.
Alasannya, seluruh tenaga medis di wilayah ini terlalu disibukkan dengan proses penyuntikkan vaksin sesuai dengan program pemerintah pusat.
"Kemarin kabupaten (Tasikmalaya) sempat level 2 terus, sekarang level 3. Kita lemah tracing kontak erat selama ini. Rata-rata kita di lima dan enam orang kontak erat dari satu orang positif (Covid-19). Seharusnya tracing kontak minimal 15 orang ketika satu terkonfirmasi positif yang di-tracing. Karena kita lagi konsen dan sibuk vaksinasi. Jadinya turun levelnya," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi kepada wartawan via telepon, Selasa sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.