MAGETAN, KOMPAS.com – Petani bawang merah di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, merugi karena tanaman mereka diserang ulat.
Ulat tersebut menyerang daun bawang sehingga membuat tanaman mengering hingga akhirnya mati.
Salah satu petani bawang merah di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Sutikno mengatakan, ulat kecil tersebut menyerang bawang berusia 30 hari maupun bawang merah yang akan dipanen.
“Diserang ulat, semua umur ada yang usianya 30 hari ada yang mau panen. Semalam saja sudah rusak,” ujarnya ditemui di sawahnya, Selasa (07/09/2021).
Sutikno menambahkan, kebanyakan petani enggan merawat tanaman bawang merah dengan menyemprotkan cairan disinfektan. Sebab, perawatan itu harus rutin dilakukan.
Baca juga: PPKM Level 4 di Magetan, Pendatang Diminta Putar Balik dan Jalur ke Lokasi Wisata Disekat
“Susah ditangani kalau begini. Kalau tidak rutin setiap hari disemprot ya habis,” imbuhya.
Keengganan para petani tak terlepas dari anjloknya harga bawang merah di pasaran. Harga bawang merah di pasar saat ini sekitar Rp 10.000 per kilogram. Biasanya, harga per kilogram mencapai Rp 24.000.
Kualitas bawang yang jelek karena ulat dan harga yang murah di pasaran membuat para tengkulak enggan membeli.
“Mutunya jelek tidak ada yang borong. Kalu di tingkat petani ya dibawah Rp 10.000. Banyak yang enggan merawat karena biaya perawatan lebih mahal,” katanya.
Menurut Sutikno, para petani bawang merah di desanya hanya bisa pasrah dengan keadaan. Mereka enggan melaporkan serangan ulat di puluhan hektare ladang bawang merah ke Dinas Pertanian Magetan.
“Kami hanya pasrah, karena musim peralihan biasanya seperti ini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Magetan Uswatul Hasanah mengatakan, dinas akan mendata para petani yang merugi akibat serangan hama ulat.
Baca juga: Meski PPKM Level 4, Pembelajaran Tatap Muka di Magetan Jalan Terus
Setelah itu, dinas akan mengambil tindakan penanganan pemberantasan hama.
"Nanti ada tim yang turun untuk melihat kondisinya. Kalau kita membantunya melalui pengendalian hama dengan penyemprotan desinvekstan secara serempak, " kata Uswatul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.