"Hewan terbesar yang pernah ada sekarang gajah," kata Tumijo.
Temuan ini hanya jadi pajangan dalam rumah. Namun, saat seorang teman berkunjung malah tertarik dengan batu ini. Tamu meyakini batu itu fosil purba.
Sejak itu, tersiar kabar di lahan milik Tumijo ditemukan tulang purba.
Tidak sedikit warga ingin membuktikan kebenaran kabar tersebut. Terlebih ketika video sudah tersebar di media sosial.
Hartana warga Pedukuhan Jatirejo, Kalurahan Jatirejo, Lendah. Ia tertarik ingin melihat seberapa besar tulang itu.
"Saya mengangkat kok seperti batu hitam beratnya. Tidak seperti batu kapur putih," kata Hartana, “Mungkin dulunya ada binatang purba,” kata Hartana.
Ia mengharapkan, dinas terkait merespon temuan ini. "Ini memerlukan perhatian sebagai tindak lanjut berikutnya," kata Hartana.
Tumijo tinggal di Krembangan sejak 2000, sepulang dari NTB. Di Mataram, ia jadi guru SMA Negeri 4.
Tumijo pulang kampung untuk merawat orangtua yang sudah sepuh. Ia pindah mengajar ke SMP Negeri 1 Panjatan, sampai sekarang.
Kegiatan menambang batu dilakukan selepas kegiatan sekolah atau libur. Tumijo menghasilkan Rp 500.000 setiap pekan dari menambang batu ini.
Lahan memang dikaruniai tanah dengan batu berlapis-lapis di bawahnya. Warga menyebutnya batu putih, semacam batu gamping. Biasanya dipakai untuk pondasi.
Ia bekerja di lahan kontur miring seluas 2.200 meter persegi. Lahan ini sekaligus kebun pohon jati, pohon mahoni dan sebagian pohon kelapa.
Baca juga: Pria Ini Temukan Granat Nanas Aktif Sisa Perang di Sungai Gunungkidul, Awalnya Dikira Batu
Di penemuan pertama tulang, awalnya ia berniat meratakan tanah pemberian orangtua. Ia malah menemukan tulang raksasa yang diduga bagian tulang kaki dari satwa. Tulang itu juga sudah membatu.
Sayangnya, ia tak tahu hendak diapakan temuan ini, lagipula tulang yang menyatu batu itu sudah pecah. Ia menjual batu itu begitu saja sebagai batu pondasi.
Orangtuanya menceritakan bahwa tulang itu satwa badak.