KOMPAS.com - Kabar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dan menetapkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono membuat sejumlah warga menggelar tasyukuran selama 7 hari berturut-turut.
Selain itu, sejumlah warga juga rela cukur gundul untuk mewujudkan nazar mereka.
"Saya memang sudah bernazar cukur gundul. Dengan cukur gundul ini semoga ke depan pemerintahan di Banjarnegara menjadi bersih," kata Yanto Togog, yang juga anggota Forum Banjarnegara Bersatu (FBB).
Baca juga: Bupati Banjarnegara Jadi Tersangka KPK, Wabup Pastikan Pemerintahan Tetap Berjalan
Sebelum aksi cukur gundul, sejumlah warga yang tergabung FBB dan Forum Jasa Konstruksi (Forjasi) juga menggelar tasyukuran di Desa Pucang, Kecamatan Bawang.
Acara itu, menurut Ketua FBB Setiawan Budiarto, merupakan simbol dukungan kepada KPK untuk memberantas korupsi di Banjarnegara.
Pasalnya, menurut Setiawan, korupsi sudah merajalela di Banjarnegara. Akibatnya, banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
Baca juga: Bupati Banjarnegara Jadi Tersangka, Warga Cukur Gundul hingga Pasang Spanduk Apresiasi KPK
"Masyarakat di kampung enggak tahu kalau bupati ini korupsi, karena terlena dengan jalan yang halus. Masyarakat dininabobokan dengan jalan halus, padahal itu menguntungkan bupati," ujar dia.
"Syukuran akan terus dilakukan, sudah banyak masyarakat yang urunan," tambahnya.
Seperti diketahui, KPK telah menetapkan Budhi Sarwono sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2018, Jumat (3/9/2021).
Baca juga: Bupati Probolinggo Terjaring OTT KPK, 30 Orang Cukur Gundul Massal
Selain Bupati Banjarnegara periode 2017-2022, KPK menetapkan satu orang pihak swasta bernama Kedy Afandi sebagai tersangka.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas.com, Sabtu (4/9/2021), pasca-penangkapan Budhi ada tiga spanduk di kawasan alun-alun.
Spanduk tersebut bertuliskan, "Terima kasih KPK telah menyelamatkan Banjarnegara", kemudian "Kemenangan Satriya-satriya Pinunjul Banjarnegara, dan "Selamat jalan bupatiku, semoga tidak kembali lagi ke Banjarnegara".
Saat dikonfirmasi, Ketua Forjasi Imam Nafan membenarkan bahwa pihaknya yang memasang spanduk tersebut.
"Spanduk tersebut sebagai apresiasi terhadap kinerja KPK yang telah menetapkan bupati sebagai tersangka," kata Imam saat dihubungi wartawan, Sabtu.
(Penulis: Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.