Menurut Dudi, kebutuhan pasar dunia seperti itu hanya baru dicukupi 30 persen.
"Dalam 30 persen itu, 80 persennya disuplai oleh India," kata dia.
Dengan demikian, menurut Dudi, masih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan bisnis kelor.
Apalagi, tanaman kelor sangat bagus dibudidayakan di wilayah tropis seperti Indonesia.
"Kelor itu dimana pun tumbuh, semakin dekat matahari semakin bagus. Di kelor itu, ketika kelor basah dimakan, nutrisinya sama dari Aceh hingga Papua. Tapi ketika diolah, itu bisa berlipat tinggi atau bisa menjadi bahaya untuk dikonsumsi. Jadi kualitas kelor itu bagaimana mengolahnya, bukan di mana menanamnya," kata Dudi.
Baca juga: 5 Manfaat Teh Daun Kelor, Bisa Tingkatkan Imun Tubuh
Untuk saat ini, pria berusia 52 tahun tersebut mengaku sudah mempunyai sekitar 150 produk dari tanaman kelor.
Hampir semua produknya, juga telah mendapatkan sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Hampir seluruh syarat sertifikasi industri pangan itu sudah saya dipenuhi," kata dia.
Untuk itu, pemilik PT Moringa Organik Indonesia tersebut berharap, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mulai mencoba berbisnis produk tanaman kelor.
"Mari, bangsa kita mampu kok menjadi pemain kelor dunia, mampu kok. Saya sendiri yang kekuatannya seperti ini mampu kok. Karena selama 10 tahun lebih ya saya ibarat lomba lari sendiri, ya pasti menanglah. Jadi bukan karena saya pintar, tapi karena saya lomba lari sendirian," kata Dudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.