Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguntungkan, Porang Pun Kini Jadi Andalan

Kompas.com - 05/09/2021, 07:50 WIB
Rachmawati

Editor

Kementerian Pertanian pernah menyebut nilai ekspor porang pada 2020 mencapai Rp923,6 miliar.

Alhasil, komoditas tersebut ditetapkan sebagai mahkota masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).

Beberapa kali Presiden Joko Widodo juga meminta agar porang dijadikan sebagai komoditas andalan baru di Indonesia, khususnya dalam rangka membuat alur ekspor yang beragam dan lebih optimal ke mancanegara.

Potensi umbi porang di pasar internasional semakin besar. Hal ini dibuktikan dengan nilai ekspor porang yang terus meningkat setiap tahunnya.

Baca juga: Jokowi Minta Porang Tak Diekspor Dalam Bentuk Mentah, Disebut Bisa Hasilkan Rp 40 Juta Per Musim

Pada 2018, volume ekspor porang dari Jawa Timur mencapai 5,51 ton dengan nilai sekitar Rp270,3 miliar.

Pada 2019 terjadi peningkatan 9 persen, menjadi 6 ton dengan nilai sekitar Rp297 miliar.

Pada 2020, angkanya meningkat lagi mencapai 70 persen di volume 10 ton dengan nilai Rp499,08 miliar.

Untuk negara tujuan ekspor porang dari Jawa Timur antara lain, Tiongkok, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.

Baca juga: Jokowi: Porang Makanan Sehat Masa Depan, Bisa Menjadi Pengganti Beras

Kegiatan panen perdana tanaman porang yang dilakukan petani Cianjur, Jawa Barat. Petani mengaku untung besar karena nilai jualnya yang tinggi di pasaran saat ini.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kegiatan panen perdana tanaman porang yang dilakukan petani Cianjur, Jawa Barat. Petani mengaku untung besar karena nilai jualnya yang tinggi di pasaran saat ini.
Kementan telah menyusun Roadmap Budi daya dan Ekspor Porang 2020-2024 dengan target pengembangan sekitar 100 ribu hektare (ha) di 2024 dan potensi ekspor sebesar 92 ribu ton chips kering.

Dalam roadmap tersebut juga, telah dipetakan target sebagai berikut, luas tanam (realisasi) tanaman porang 2020 adalah 19.950 ha dan 2021 adalah 47.641 ha.

Sedangkan luas panen yang ditargetkan pada tahun tertentu adalah 95% dari luas tanam dua tahun sebelumnya.

Produksi basah yang ditargetkan adalah 10 ton/ha dan ini nantinya akan dibuat berupa tepung glucomannan. Sedangkan, produksi kering dalam bentuk chips adalah 15% dari produksi basah. Kebutuhan benih adalah 20.000 katak (100 kg/ha).

Baca juga: Presiden Jokowi Bakal Resmikan Industri Beras Porang di Madiun

Pengembangan porang akan dilakukan melalui sejumlah strategi, antara lain, peningkatan ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul.

Termasuk penerapan good agricultural practices di tingkat petani, penyediaan pupuk sesuai kebutuhan, dan dukungan prasarana irigasi, jalan usaha tani dan dukungan fasilitas pembiayaan.

Adapun fokus pengembangan secara bertahap akan dilaksanakan di 29 provinsi dan 263 kabupaten.

Baca juga: Cerita Petani Tebu Beralih Menanam Porang, dari Omzet Rp 9 Juta Kini Rp 100 Juta

Dari sisi distribusi, pasar dalam negeri yang ditargetkan adalah 10% dari total panen.

Sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk chips kering atau produk turunan lainnya yang diperkirakan ada sekitar 21 jenis.

Berdasarkan data Kemendag, ekspor porang Indonesia pada 2020 tercatat sebanyak 8.570 ton dengan total nilai USD19.645.620 atau tumbuh 23,35% (yoy) dengan Tiongkok sebagai tujuan ekspor terbesar yakni mencapai 13,28 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Regional
Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Regional
Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Regional
Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Regional
Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com