KOMPAS.com - Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2018.
Saat menjabat sebagai bupati, Budhi beberapa kali melontarkan ucapan-ucapan kontroversial.
Kontroversinya yang terbaru adalah ketika menyebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai “Menteri Penjahit”.
Apa saja kontroversi Bupati Banjarnegara? Berikut Kompas.com merangkum beberapa di antaranya.
Baca juga: Kenakan Kaus dan Celana Pendek, Bupati Banjarnegara: Pada Saatnya Saya Akan Bicara
Beberapa waktu lalu, beredar sebuah video yang menampilkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menyebut Luhut Binsar Pandjaitan sebagai “Menteri Penjahit”.
Video tersebut direkam dalam sebuah sesi wawancara bersama media. Kala itu, Budhi sedang memaparkan soal perkembangan kasus Covid-19 di Banjarnegara.
"Pada waktu PPKM darurat Banjarnegara zona merah. Tapi setelah ada instruksi Mendagri dan dijabarkan Pak Menteri Penjahit itu, Luhut Penjahit itu saya laksanakan instruksinya," ucapnya.
Atas perkataannya tersebut, Budhi telah menyampaikan permintaan maaf.
"Mohon maaf kemarin saya menyebut ‘Menteri Penjahit’, karena saya tidak hapal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas, ini saya baca dan saya mohon maaf, (yang betul) adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan," tuturnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 23 Agustus 2021.
Dia juga turut meminta maaf kepada warga Batak bermarga Panjaitan.
"Dan terakhir kepada warga dari Tapanuli yang memiliki warga Panjaitan, yang pada waktu yang lalu saya sebut Penjahit karena saya tidak hafal, karena saya tidak hafal marga warga Tapanuli. Tapi hari ini saya baru paham, maka saya tulis, dan saya mohon maaf, yang sebenarnya adalah marga Panjaitan," ungkapnya.
Baca juga: Sebut Luhut “Menteri Penjahit”, Bupati Banjarnegara: Saya Tidak Hafal, Namanya Panjang Sekali