Menurutnya, Pemerintah Kalurahan Tirtoadi tidak memberikan fasilitas relokasi. Mayoritas warga masih mempunyai tanah lain di wilayah Sanggrahan.
"Walaupun seadaanya, dalam arti ada yang membangun di area persawahan karena memang tidak mau pindah dari Sanggrahan. Mayoritas dari warga yang terdampak ini 50 persen masih bertahan di Sanggrahan, 50 persen keluar Sanggrahan," ungkapnya.
Diungkapkanya warga di Sanggrahan menggunakan uang ganti rugi untuk membeli tanah pengganti.
Baca juga: Pesan Bupati Sleman untuk Penerima Miliaran Rupiah dari Kompensasi Tol: Jangan Boros
Selain itu, juga digunakan untuk membangun rumah tempat tinggal mereka.
"Kalau beli mobil itu mereka hanya beli mobil barang untuk angkutan perpindahan rumah dan membangun rumah karena ketika nyewa juga mahal dan ketika dihitung-hitung lebih baik beli tetapi belinya tidak baru yang saya ketahui," tuturnya.
Setelah ganti rugi cair, memang banyak sales motor maupun mobil yang masuk ke Sanggrahan.
Baca juga: Terima Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen, Warga Tirtoadi Sleman Mendadak Jadi Miliarder
Pemerintah Kalurahan juga sudah memberikan pemahaman kepada warga agar mengutamakan untuk membeli tanah dan rumah.
"Kami atas nama pemerintah kalurahan pun merekomendasikan hal yang paling utama belilah tanah dan rumah dulu. Sejauh ini warga bijak iya, khusus untuk Sanggrahan ya," pungkasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.