"Korban meninggal dunia dan ditemukan di antara semak belukar pinggir sungai sekitar pukul 23.00 Wita. Kondisinya tertutup daun pisang dan kepala bagian belakang pecah akibat ditabrak truk," katanya.
Pelaku sempat menghilangkan bukti yakni dengan mencuci jok yang terdapat darah korban dan mengubur bekas darah di lokasi kejadian.
"Pelaku sempat membawa (jenazah) korban berputar-putar. Kita masih koordinasi untuk sangkaan pasalnya. Apakah ini masuk laka lantas atau kriminal umum," katanya.
Kasat Reskrim mengatakan, Ulfa sempat menelepon ayahnya untuk membelikan bensin karena sepeda motornya kehabisan bahan bakar.
Ulfa meminta ayahnya agar mengantarkan bensin ke tempat kerjanya di kantor Gabungan Dinas (Gadis) I.
"Korban ini pulang kerja sekitar pukul 18.30 Wita. Dia bekerja sebagai office girls di kantor Gadis I. Dia memberitahukan motornya kehabisan bensin dan meminta diantarkan bensin," ujarnya kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).
Saat telepon, mendadak terdengar suara benturan hingga membuat suara Ulfa menghilang.
Ayah Ulfa yang bernama Edmundus Neno pun segera mendatangi tempat bekerja anaknya. Betapa kagetnya dia melihat sepeda motor anaknya rusak parah. Apalagi terdapat darah di sekitar sepeda motor.
Neno lalu mencari anaknya sampai ke rumah sakit dan puskesmas namun hasilnya nihil. Dia juga menelepon para kerabat namun tak mendapatkan informasi yang berarti. Hingga akhirnya mayat ditemukan di antara semak belukar.
Keluarga Ulfa geram dengan kejadian tersebut karena jenazah tidak diperlakukan selayaknya oleh pelaku.
"Dia ditabrak truk sampah DLH Nunukan, bukannya dibawa ke rumah sakit tapi malah dibuang. Hewan saja kalau tertabrak kita pungut, kita kubur. Kenapa ini malah dibuang oleh pelaku," tutur salah satu keluarga, Gradus Tahan Tokan (52) di rumah duka RT 008, Sedadap, Nunukan Selatan.
Keluarga ingin pelaku dihukum seadil-adilnya. "Kami minta pelaku dihukum berat," kata salah satu keluarga.
Gradus menjelaskan, Ulfa adalah ibu muda yang bersemangat, terutama dalam bidang pendidikan. Ulfa sudah memiliki anak 10 bulan dan tetap berusaha merampungkan pendidikannya sebagai mahasiswi semester 6 jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
Untuk membiayai kuliah, dia bekerja di kantor Gabungan Dinas (Gadis) I. Ulfa bekerja sebagai tukang bersih-bersih kantor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.