Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Orangtua Daftarkan Anak ke Sekolah Swasta, Anggota DPRD Kritik Guru dan Pemerintah

Kompas.com - 03/09/2021, 10:35 WIB
Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


JAMBI, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jambi Zayadi mengkritik guru dan pemerintah terkait penurunan jumlah siswa di sekolah negeri.

Penurunan hingga 10 persen setiap tahun ini, lantaran orangtua murid lebih tertarik mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta, dengan pembelajaran berbasis agama Islam.

"Kita berharap kreativitas guru bagus dan Dinas Pendidikan punya inovasi," kata Zayadi kepada Kompas.com di kawasan Telanaipura, Rabu (1/9/2021).

Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 2 September 2021

Menurut Zayadi, daya tarik sekolah negeri mengalami penurunan dibandingkan swasta, karena pemerintah dan guru tidak melakukan inovasi dan meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran.

Selama pandemi, bahkan siswa tidak mendapatkan pendidikan dengan baik, karena rendahnya kreativitas guru dalam mengajar.

Anggota DPRD yang membidangi soal pendidikan ini berharap, ada perubahan dari kualitas sekolah negeri, agar mampu bersaing dengan sekolah swasta.

Baca juga: Sekolah yang Diam-diam Gelar Tatap Muka di Medan Segera Diberi Sanksi, Walkot Bobby: Kebanyakan dari Swasta

Menurut dia, sekolah swasta mampu memberikan lebih, tidak hanya kecerdasan intelektual, melainkan kecerdasan emosional melalui nilai-nilai agama.

Dalam rapat Komisi IV, Zayadi mengaku telah memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan, agar menambah pembelajaran di bidang agama untuk menarik siswa.

"Jangan sampai ketinggalan sama sekolah Islam terpadu. Belajar Islam seminggu sekali itu belum cukup," kata Zayadi.

Sementara itu, Kepala Dinas pendidikan Kota Jambi Mulyadi mengatakan, terjadi penurunan sampai 10 persen jumlah siswa yang masuk ke sekolah negeri.

"Iya benar, Ada tren yang kita amati dan bukan hanya Kota Jambi tapi hampir semua daerah. Orangtua siswa lebih menginginkan anaknya masuk sekolah Islam terpadu," kata Mulyadi di Kotabaru, Kamis (2/9/2021).

Dia mengatakan, untuk sekolah Islam Terpadu yang baru berdiri saja, calon siswanya sudah membeludak dan kadang sampai tidak tertampung.

"Sekarang tren orangtua berubah. Tidak lagi menomorsatukan pengetahuan saja, tapi mementingkan agama untuk membentuk akhlak anak," kata Mulyadi.

Untuk mengatasi persoalan ini, sekolah negeri akan memasukkan pelajaran menghafal Al Quran atau tahfidz, sekolah berbasis digital dan bebas narkoba.

Untuk melakukan itu, pihaknya terlebih dahulu akan mempersiapkan guru tahfidz Al Quran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com