Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Anggota DPRD Pekanbaru yang Mengaku Dikeroyok

Kompas.com - 03/09/2021, 06:42 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kota Pekanbaru Ida Yulita Susanti mengaku dikeroyok sejumlah orang tak dikenal di Jalan Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau.

Dia menceritakan, kejadian itu bermula ketika seorang anaknya berselisih paham dengan warga di kawasan Jalan Irkap, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, pada Rabu (1/9/2021) sore.

Baca juga: Seorang Anggota DPRD Pekanbaru Dikeroyok, Anaknya Dibacok

"Anak saya itu terjebak macet di jalan karena banjir. Ketika itu ada mobil di depannya. Setelah mobil itu mundur, terus mobil anak saya jalan. Jadi, saat itulah dia dikejar orang dan mobil dipukuli," kata Ida saat diwawancarai wartawan di Pekanbaru, Kamis (2/9/2021).

Menurut Ida, anaknya pun turun dari mobil dan bertanya kenapa mobilnya dihentikan.

"Katanya anak saya menginjak kaki warga, terus anak saya bilang kaki yang mana. Pas ditanya tak dijawab, lalu memukul dada sebelah kiri anak saya," ujar Ida.

Baca juga: Anggota DPRD Pekanbaru dan Keluarganya Dikeroyok OTK, Ini Kata Polisi

Saat cekcok itu terjadi, Ida ditelepon oleh anaknya.

Tak lama setelah itu, Ida bersama suaminya datang ke lokasi kejadian.

Saat Ida dan suaminya tiba, anaknya menunjuk warga yang memukulnya.

"Yang memukul anak saya itu langsung lari masuk dalam (rumah). Pas keluar bawa parang dan linggis, sama ikat pinggang," kata Ida.

Anggota Komisi I DPRD ini pun menanyakan maksud warga itu membawa senjata tajam.

Namun, Ida menyebutkan, kondisi saat itu sudah tidak kondusif, karena terjadi aksi saling dorong antara warga dan suaminya.

"Saya lihat situasi sudah tidak kondusif. Terus suami pergi ambil mobil, saya sama anak dipukul. Ada bawa parang, ikat pinggang juga ada," sebut Ida.

Baca juga: Cerita Ketua RT soal Anggota DPRD Pekanbaru dan Keluarganya yang Diduga Dikeroyok

Ida bersama suami dan anaknya pergi dari lokasi untuk menenangkan diri.

Namun, tak lama setelah itu datang sekelompok orang termasuk ketua RT setempat menemuinya.

"Saat itu ramai mereka datang, ada Pak RT juga. Mereka minta damai dulu baru bubar. Saya bilang ke Pak RT tunggu dulu, saya bawa anak berobat karena kepalanya berdarah. Masalah damai dan penyelesaian nanti. Di situ sudah ramai kerumunan dan kami pun pergi," kata Ida.

 

Sementara itu, Ida membantah tuduhan membawa sejumlah orang ketika datang ke tempat anaknya yang sedang bermasalah.

Ia juga membantah mengeluarkan kunci roda saat terjadi cekcok dengan warga.

"Kalau saya bawa orang, enggak mungkin saya azab dikejar sampai dipukul kayak gitu, tentu orang saya menolong. Ini saya babak belur sama anak saya. Terus, dibilang bawa kunci roda, kunci roda yang mana? Justru mereka yang bawa parang, linggis dan ikat pinggang dari rumah," kata Ida.

Pada malam itu, Ida langsung melaporkan penganiayaan itu ke Polresta Pekanbaru bersama suami dan anaknya.

Diberitakan sebelumnya, anggota DPRD Kota Pekanbaru Ida Yulita Susanti dan keluarganya dikeroyok orang tak dikenal.

Peristiwa itu dialami Ida di Jalan Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (1/9/2021) malam.

Akibat penyerangan itu, anak Ida mengalami luka bacok.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Pekanbaru Kompol Juper Lumban Toruan membenarkan bahwa anak Ida mengalami luka bacok.

Selain itu, mobil yang digunakan Ida juga mengalami kerusakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com