Namun setelah bubar, kata Gusri, habis magrib anak tersebut datang membawa ibunya, yakni Ida dan juga bapaknya.
"Dia datang sama ibu dan bapaknya dan beberapa pemuda dengan satu mobil dan satu motor. Ibu dan bapaknya keluar membawa senjata sepertinya kunci roda menyerang ke rumah salah satu pemuda kita. Menyerang dengan kata-kata kotor," cerita Gusri.
Melihat hal itu, sambung dia, sejumlah warga setempat mendatangi lokasi kejadian. Namun, karena warga ramai, Ida dan suaminya kabur.
"Ibu ini setahu saya namanya ibu Ida. Dia salah satu anggota dewan (Pekanbaru) dari Partai Golkar. Jadi, ada ibu-ibu yang sudah tua di situ bilang ke ibu Ida 'anak ibu yang salah'. Tapi, (Ida) mendorong ibu itu dan berkata 'jangan ikut campur kau'. Setelah itu, dia naik lagi ke mobil sama suaminya. Karena nampak pemuda ramai, mereka (Ida dan suami) kabur dengan mobilnya kencang jadi masuk parit. Mereka pun keluar dari mobil dan masuk ke dalam Radja Coffe," jelas Gusri.
Saat kejadian itu, Gusri mengaku datang ke lokasi kejadian untuk menenangkan para pemuda. Ida ketika itu mengatakan akan membawa anaknya berobat ke rumah sakit.
"Saya tujuannya mau mendamaikan. Dia (Ida) bilang bawa anak dulu berobat setelah itu baru berdamai. Gitu arogannya sama saya. Silakan saja kata saya, kami tunggu. Tak lama setelah itu datang polisi bilang ke kita kalau ibu Ida melapor ke Polresta Pekanbaru terkait pengeroyokan," kata Gusri.
Dia menyatakan, berdasarkan keterangan warga, tidak ada terjadi kontak fisik pemuda dengan Ida dan keluarganya.
"Tidak ada kontak fisik sama sekali. Cuma pengaduan anak ke bapaknya dia bilang diserang. Saya menyayangkan anggota dewan menyerang warga kita," pungkas Gusri.
Sementara itu, Kompas.com sudah beberapa kali menghubungi Ida Yulita Susanti melalui sambungan telepon, namun tak merespon.