Berdasarkan jejak pembuatannya, tembikar ini dibuat menggunakan tehnik roda putar dengan bantuan tangan.
Temuan ini memiliki motif yang berbentuk zigzag dan pembuatannya menggunakan metode gores.
Dilihat dari kemiringan lekuk leher fragmen tembikar, besar kemungkinan berbentuk pasu atau mangkuk.
Baca juga: Tak Hanya di Afrika, Ikan Purba Juga Ditemukan di Sulawesi, Bisa Hidup hingga 100 Tahun
Berdasarkan hasil kajian dari peninggalan Situs Kedungsobrah, TACB Kabupaten Semarang menyimpulkan bahwa di lokasi ini pernah berdiri sebuah bangunan candi bernapaskan Hindu-Siwa yang dibangun dengan menggunakan material bata.
"Secara umum, dapat disebut sebagai peninggalan dari periode klasik, antara abad ke-8 hingga 15 Masehi," terangnya.
Tri mengatakan TACB Kabupaten Semarang akan terus berkoordinasi dengan BPCB Jawa Tengah dan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana (BBWS) guna menangani permasalahan situs ini.
"Sebelum pekerjaan penggenangan bendungan dilakukan, nantinya perlu dilakukan ekskavasi penyelamatan, minimal melakukan research by record. Ekskavasi ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan data arkeologi sebelum lokasi ini menjadi bendungan yang berakibat terhadap perubahan pada konteks dan situsnya," paparnya.
Baca juga: Jokowi Berkunjung ke Lampung, Akan Tinjau Vaksinasi Pelajar hingga Resmikan Bendungan
Menurutnya, ukuran bangunan yang tidak terlalu besar, pekerjaan pemindahan ini sangat mungkin bisa dilakukan.
"Apalagi, warga desa tentu menganggap bahwa adanya situs candi ini masih berhubungan erat dengan jejak peradaban leluhur yang harus dilestarikan," kata Tri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.