Penyebab kematian
Polisi memastikan, kematian HS akibat jeratan tali sebagai tindakan bunuh diri dengan cara menggantung diri.
Sementara penyebab kematian mayat perempuan, DWL, ujar Yudhi, adalah akibat benturan atau pukulan benda tumpul.
"Berdasarkan hasil otopsi tadi malam, mengatakan kematian mayat wanita adalah akibat benda tumpul," kata dia.
Baca juga: Cara Hotel di Blitar Bertahan di Tengah Pandemi, Buka Layanan Cuci Mobil hingga Tes Covid-19
Pelaku pembunuhan mayat perempuan
Yudhi menegaskan proses pendalaman penyelidikan masih terus dilakukan untuk menguak kematian dari keduanya.
Polisi, kata dia, telah melakukan penyelidikan di rumah HS dan terus memeriksa saksi-saksi.
Fakta-fakta yang hingga saat ini didapatkan, ujarnya, mengarah pada dugaan kuat bahwa DWL lebih dulu kehilangan nyawa.
Yudhi mengiyakan, saat ditanya apakah ada dugaan HS lebih dulu membunuh DWL sebelum HS bunuh diri.
"Kalau melihat hasil penyelidikan kita iya, ada indikasi demikian. Tapi kita masih mendalami," ujarnya.
Hubungan asmara
Yudhi mengatakan, ada dugaan kuat bahwa keduanya memiliki hubungan asmara.
"Sudah ada titik terang dari hasil penyelidikan ini, bahwa ada hubungan asmara," ujarnya.
Meskipun, ujarnya, baik HS maupun DWL sudah sama-sama berkeluarga.
"Mereka sudah ada keluarga," ujarnya.
Yudhi mengiyakan saat ditanya apakah mereka berdua adalah pasangan selingkuh.
"Iya, mengarah begitu," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, anggota polisi dari Polsek Ponggok mendatangi lokasi yang dilaporkan adanya laporan kasus bunuh diri dengan cara gantung diri pada Rabu (1/9/2021).
Tiba di lokasi, polisi menemukan mayat pria menggantung di kebun sengon.
Namun pada saat melakukan olah tempat kejadian polisi melihat ada sepeda motor terparkir di kebun tersebut dan berjarak sekitar 50 meter dari lokasi mayat menggantung.
Polisi melihat ada karung yang mencurigakan di atas sepeda motor tersebut dan setelah diperiksa berisi mayat seorang perempuan berusia sekitar 30-an tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.