Untuk mengirimkan karyanya, peserta lomba mengunggah dokumentasi muralnya lewat media sosial, lalu menandai akun Gejayan Memanggil.
Baca juga: Lomba Mural Yogyakarta Pesertanya dari Berbagai Daerah, Gambar Bertahan 8 Jam Sebelum Dihapus Aparat
Ada beberapa kriteria yang menjadi penilaian, yakni keberanian, semangat melawan, diapresiasi rakyat, tidak menyinggung suku, agama, ras antargolongan (SARA), dan respons aparat.
Terkait kriteria yang terakhir disebut, Mimin Muralis menuturkan bahwa mural yang cepat direspons atau dihapus oleh aparat bakal mendapat nilai lebih.
Baca juga: Ramai Lomba Mural di Yogya, Satpol PP: Corat-coret Tembok di Fasilitas Umum Langgar Perda
Mimin Muralis mengungkapkan, lomba mural Gejayan Memanggil ini digelar sebagai respons atas penghapusan mural di beberapa daerah.
Menurutnya, penghapusan mural merupakan bentuk kekeliruan penguasa atau orang dewasa.
“Coret-coretan di tembok adalah cara-cara ketika kebebasan bersuara terbatas dan sekarang coretan itu pun dibatasi,” bebernya, Selasa (24/8/2021).
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Dony Aprian, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.