Kasus rawat inap justru jauh lebih baik, yakni masuk tingkat 2 dalam asesmen karena berada di 5-10 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100.000 penduduk.
Sementara itu, seluruh respons sistem kesehatan masuk masih dalam kategori terbatas, sama dengan PPKM level 4.
Namun begitu, terdapat sejumlah perbaikan respons sistem kesehatan dibanding Juli 2021.
Baca juga: Bersih-bersih Makam Tua, Warga Kulon Progo Temukan Batu-batu Mirip Gamelan
Tingkat positivitas di Kulon Progo 37,5 persen, lebih baik dari sebelumnya yakni 49,56 persen.
Tracing rate 2,59 persen, lebih baik dari sebelumnya yang nol persen.
Dari parameter itu, positivitas Kulon Progo masih rendah karena belum keluar dari ukuran ideal 15 persen, dengan kurang dari lima orang dilakukan tracing ketika didapati kasus.
Kedua parameter itu pun masuk kriteria terbatas.
Hanya bed occupancy rate atau BOR yang membaik hingga 31,68 persen, jauh di bawah awal Agustus 2021 yang 74 persen. BOR masuk kriteria memadai.
Baca juga: Bupati Kebumen Larang Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri: Tak Dilaksanakan dengan Baik
Sri Budi mengungkapkan, menilik asesmen tersebut maka Kulon Progo masuk dalam Level 3 PPKM.
“Dua kabupaten yang sebetulnya masuk Level 3, yakni Kulon Progo dan Gunung Kidul,” kata Sri Budi.
Namun, penerapan aturan di masyarakat masih berlaku PPKM Level 4 karena bagian dari aglomerasi DIY.
"Semua dianggap masih sama, yaitu di level 4, sehingga kebijakan sementara tidak ada perubahan,” kata Sri Budi.