Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Dosen di NTT Ditemukan Tewas di Kebun dengan Wajah Dikerubuti Semut

Kompas.com - 01/09/2021, 14:14 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Warga Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menemukan sesosok mayat seorang pria.

Belakangan diketahui, mayat tersebut adalah Dr Selly Tokan MPd (67) seorang dosen di Kota Kupang.

Selly diketahui merupakan warga RT 026/R2 010, Kelurahan Maulafa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.

Pria yang berasal dari kabupaten Flores Timur, ditemukan di kebunnya, Selasa (31/8/2021) sekitar pukul 17.30 Wita.

Saat ditemukan, tubuh Selly dalam kondisi dikerubuti semut pada bagian wajah.

Baca juga: Sempat Diprotes Keluarga Korban, Polisi Akhirnya Tangkap Guru SD Penganiaya Tokoh Adat di NTT

Sempat minta padamkan api di kebunnya

Kapolsek Maulafa, AKP Jerry O Puling menuturkan, penemuan mayat itu bermula ketika dua orang warga Kelurahan Fatukoa Yumina Banoet-Tobe (44) dan Ade Lassa (30), melintas di kebun milik Selly.

Saat melintas di lokasi kejadian, Yumina dan Ade melihat nyala api di kebun milik Selly.

Keduanya melihat Selly sedang duduk di pinggir jalan.

"Almarhum meminta bantuan kedua warga ini untuk membantu memadamkan nyala api karena nyala api semakin besar," ujar Jerry, kepada sejumlah wartawan, Rabu (1/9/2021).

Saat itu, Selly sedang membersihkan kebunnya dengan cara membakar beberapa benda.

Baca juga: Pejabat NTT Kumpul dan Bernyanyi Tanpa Masker, Ombudsman: Kita Perlu Keteladanan Pemimpin Patuhi Prokes

Yumina dan Ade kemudian memadamkan nyala api hingga ke bagian ujung kebun.

Selanjutnya keduanya kembali ke posisi Selly yang sedang duduk.

Namun, saat keduanya datang, Selly sudah dalam posisi telentang dan tidak sadarkan diri.

Yumina dan Ade kemudian mencoba membangunkan Selly dengan cara memanggil, namun Selly tidak bangun.

Keduanya kemudian memberitahukan ke warga sekitar, untuk mengecek kondisi Selly.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, dan Kalsel 31 Agustus 2021

Selanjutnya, mereka memberi tahu keluarga Selly, termasuk Bhabinkamtibmas setempat.

Sekitar pukul 17.50 Wita, istri dan anak Selly tiba di lokasi kejadian dan langsung membawa Selly ke rumah sakit St Carolus Boromeus Belo, Kota Kupang.

"Kemungkinan kematian ini murni akibat serangan gagal jantung karena korban mengalami kelelahan saat bekerja seorang diri di kebun," tandas Jerry.

Keluarga Selly pun menerima kematian itu dengan membuat surat pernyataan tidak membuat laporan polisi dan surat penolakan otopsi diwakili oleh Miguel Fernandez yang juga merupakan menantu Selly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seluruh Guru di Kabupaten Semarang Iuran Demi Pembangunan Gedung PGRI

Seluruh Guru di Kabupaten Semarang Iuran Demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com