Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen, Warga Tirtoadi Sleman Mendadak Jadi Miliarder

Kompas.com - 01/09/2021, 08:27 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Dusun Pundong I, II, III, dan IV, Kalurahan (Desa) Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, mendadak jadi miliarder setelah menerima uang ganti rugi Tol Yogya-Bawen.

Dukuh Pundong III Pekik Basuki mengatakan, ada 45 bidang tanah warga yang terdampak proyek jalan tol.

"Kalau rumah yang terdampak ada 25 rumah," ujar Dukuh Pundong III Pekik Basuki, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Mendadak Jadi Miliarder, Warga Desa Takalar Tak Tahu Cara Habiskan Uangnya karena Terlalu Banyak

Lahan dan rumah Pekik Basuki juga terdampak Tol Yogya-Bawen. Bahkan, termasuk lahan milik istrinya.

"Iya betul, itu luasnya 2.400 itu milik istri saya dan kakaknya, terus punya saya sendiri 500 (meter persegi). Rumah saya juga kena tapi ditempati adik-adik saya," ucapnya.

Pekik menyampaikan, besaran ganti rugi yang diterima setiap warga tidak sama. Tergantung dari lokasi lahan tersebut.

Namun, nilai yang diberikan tetap di atas harga pasaran.

"Kalau harga pasar lahan punya istri saya yang 2.400 meter di pinggir jalan aspal itu cuma antara Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta lah per meternya. Tapi dari jalan tol saya hitung Rp 4 juta per meter untuk tanah, nilai bangunanya sendiri," ungkapnya.

Baca juga: Mendadak Jadi Miliarder, Warga di Indramayu Terima Ganti Rugi Lahan Senilai Miliaran Rupiah

Pekik menambahkan, salah seorang warga di Pundong III bahkan menerima uang ganti rugi sebesar Rp 12 miliar.

"Yang besaranya Rp 5 miliar banyak. Ada yang Rp 12 miliar itu tetangga saya, bangunanya banyak, ada kolam renangnya juga," tuturnya.

Didatangi sales mobil

Pasca-uang ganti rugi tol cair, Dusun Pundong III didatangi para sales mobil.

Mereka datang dan membagikan brosur harga mobil kepada warga.

"Banyak (sales motor, sales mobil datang ke Pundong III). Tapi rata-rata masyarakat juga tidak melirik, waktu pencairan juga banyak sales tapi nggak ada yang tertarik lah," ucap Pekik.

Pekik menuturkan, proses pencairan uang ganti rugi kepda warga Dukuh Pundong III dilakukan pada awal Agustus lalu.

"Sudah semua, cuman memang ada yang belum karena proses administrasinya yang kurang lengkap, karena meninggal. Bukan penolakan, tapi soal administrasi," tuturnya.

Dia mengungkapkan, warga rata-rata bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik, dan buruh harian lepas.

Pemerintah desa, kata dia, juga memberikan arahan kepada warga agar uang ganti rugi digunakan untuk hal yang bermanfaat.

"Kalau dari pemerintah desa memang memberi arahan jangan untuk foya-foya, dan kebetulan memang masyarakat sudah pintar mengelola uang. Kebanyakan digunakan dari tanah kembali ke tanah, untuk beli tanah, membangun rumah dan ada juga yang rencana untuk usaha," bebernya.

Namun demikian, ada juga warga yang menggunakan uang ganti rugi untuk membeli mobil dan sepeda motor.

"Ada yang satu orang beli mobil tiga sekaligus, ada juga yang beli tanah sama membangun (rumah)," tegasnya.

Sementara itu, salah satu warga Pundong III Sumarsih menuturkan, banyak sales yang datang untuk membagikan brosur kendaraan ke warga.

Namun, dirinya dan keluarga memilih menggunakan uang ganti rugi tersebut untuk membeli tanah dan membangun rumah.

"Ya kalau orang kampung dari tanah kembali ke tanah lagi, mobil itu ya orang-orang tertentu yang butuh. Dapatnya berapa, untuk beli tanah, membangun rumah," ucapnya.

Sumarsih mengaku sudah tinggal di Dusun Pundong III kurang lebih 50 tahun.

Sumarsih tidak pernah menyangka jika dusun tempat tinggalnya yang asri, nyaman ditinggali, dan tenang akan menjadi jalan tol.

"Saya tidak pernah menyangka, dulu kan infonya di atas selokan ya. Eh ternyata lewat sini," ungkapnya.

Seperti warga lainnya, tanah dan rumah milik orangtua Sumarsih juga terdampak jalan tol.

Luas tanah yang terdampak sebesar 650 meter persegi termasuk dua bangunan rumah.

"Kenanya 650 meter persegi, dua rumah habis semua. Berapa ya, ya miliaran (dapat uang ganti rugi), tapi tidak sampai Rp 3 miliar," tuturnya.

Uang ganti rugi tersebut rencananya akan digunakan untuk membeli tanah dan membangun rumah. Sisanya akan dibagi ke saudara-saudaranya.

"Sudah ada gambaran pindah ke mana," ucapnya.

Warga Pundong III lainnya, Painem (61) mengatakan tanah dan rumah miliknya juga terdampak pembangunan jalan Tol Yogya-Bawen seluas 163 meter persegi.

Painem mengaku harga per meter tanah miliknya lebih rendah dibandingkan yang lain.

Sebab posisinya tanahnya tidak berada di pinggir jalan.

"Per meternya Rp 2.200.000, yang di sana-sana Rp 3 juta, di sana itu Rp 4 juta. Nah punya saya ini kan di dalam, terus dibeli Rp 2.200.000, rumah kan kena dihargai Rp 90 juta," urainya.

Menurutnya, uang ganti rugi yang diterimanya akan digunakan untuk membeli tanah.

Kemudian tanah tersebut akan dibangun rumah untuk tempat tinggal bersama keluarga.

"Saya terima 632 juta, tapi itu sudah ditambah uang macam-macam. Mau untuk beli tanah saja kan mepet, tapi saya sudah beli ya mepet, yang penting ada rumah," urainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com