AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Ambon bersama Ambon Music Office (AMO) menggelar konferensi musik internasional bertajuk Music Is My Life dalam rangka menyambut hari ulang tahun ke-446 Kota Ambon, Selasa (31/8/2021).
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy saat membuka acara tersebut mengaku kondisi pandemi Covid-19 tidak menghalangi kreativitas Pemkot Ambon dan Ambon Music Office (AMO) dalam mengembangkan Ambon, sebagai salah satu kota kreatif berbasis musik yang diakui UNESCO.
“Terbukti, representasi Pemkot lewat AMO turut berperan dalam dialog-dialog global mengenai peran sektor kreatif untuk membangun kota dan masyarakat sambil mempersiapkan diri untuk proses evaluasi setiap empat tahun oleh UNESCO” kata Richard Louhenapessy saat membuka The First International Virtual Music Conference dengan tema Music Is My Life di Balai Kota Ambon, Selasa (31/8/2021).
Ia menerangkan, Ambon dengan ikon City of Music, memiliki nilai jual tinggi dengan tingkat kreativitas dari kultur musik yang melekat dan menjadi ciri khas pergerakan kota kreatif.
“Ambon City of Music telah mencetak terobosan baru dari pariwisata konvensional menuju pariwisata modern berbasis musik yang dikenal sebagai wisata musik dan memiliki potensi pasar mancanegara,” ujarnya.
Baca juga: Korupsi Anggaran BBM Rp 5,6 Miliar, Mantan Kadis Persampahan dan Lingkungan Hidup Ambon Ditahan
Potensi pasar, lanjutnya, tersebar pada 47 kota musik dunia dan 246 kota kreatif UNESCO.
Pasar lainnya adalah dua kota kembar atau sister city yaitu Vlissingen (Belanda) dan Darwin (Australia). Ambon juga diketahui tengah berproses sister city dengan Havana (Kuba) dan Paris (Perancis).
“Pemkot lewat AMO juga bekerjasama dengan Mannheim dan Katowice UNESCo City Of music serta senantiasa berkolaborasi dengan Suphanburi dan Chiang Mai di tingkat Asean,” imbuhnya.
Secara Nasional, AMO bekerja sama dengan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) yang membawahi 220 kabupaten/kota. AMO juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonimi Kreatif serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek untuk mempertahankan dan mengisi ekosistem kota musik.
“Menjadi semakin menarik ketika wisata musik yang ditawarkan bukan hanya sebatas to see, to buy, and to taste something tetapi lebih dari itu to experience and to feel sound of music of Ambon beat,” jelas Wali Kota.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengapresiasi Pemkot Ambon dan AMO yang telah mengembangkan ekonomi kreatif, khususnya sektor musik yang sangat potensial.
“Aspek pendukung yang Kemenparekraf RI dorong, yakni menciptakan event musik tahunan yang spektakuler, mengajak musisi dunia untuk berpatisipasi, membangun ekosistem musik yang kreatif, membangun kampanye pemasaran yang fokus pada musik, serta mempromosikan ACOM pada ajang internasional,” jelas Sandiaga dalam sambutannya.
Sandiaga mengatakan, meski kondisi dunia sedang sulit karena pandemi, tetapi dirinya meyakini, para musisi dan ekosistem musik tidak mengenal batasan karena selalu berimajinasi, dan melakukan inovasi, komunikasi, dan kolaborasi untuk pengembangan ACOM.
Baca juga: Premium Akan Dihapus di Ambon, Wali Kota: Penyesuaian Tarif Angkot Segera Diumumkan
Kegiatan yang berlagsung secara virtual itu menghadirkan sejumlah pembicara baik dalam negeri maupun luar negeri di antaranya, Director UNESCO City of Music Mannheim Rainer Kern, Duta Besar Indonesia untuk Perancis dan wakil delegasi tetap RI untuk UNESCO Prof Ismunandar, dan Vice Governoor of Suphanburi Province yang merupakan Kota Kreatif berbasis musik di Thailand Choocheap Pongchai.
Selanjutnya Duta Besar Indonesia untuk Kuba, Bahamas, Republik Dominic, Haiti dan Jamaica, Yana Yuliana serta Executive Chairman of the Indonesian National Commission for UNESCO, Ministry of Education, Culture, Research and Technology Arief Rachman.
Pembicara lainnya dalam konferensi tersebut yakni Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menjadi inisiator Ambon City of Music Ari Juiano Gema, Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Fikri Satari, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid, pengamat dan wartawan senior musik Indonesia Bens Leo, dan musisi senior Harry Anggoman.
Direktur AMO, Ronny Loppies, dan akademisi Universitas Pattimura Mark Ufie menjadi host dalam even tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.