Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Puluhan Rumah di Sumedang Kena Dampak Pembangunan Tol Cisumdawu, Terancam Bencana Pergerakan Tanah

Kompas.com - 31/08/2021, 19:22 WIB

SUMEDANG, KOMPAS.com - Puluhan rumah di dua dusun di Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat terancam bencana pergerakan tanah.

Bencana pergerakan tanah di desa tersebut merupakan dampak dari pembangunan Tol Cileunyi, Sumedang, Dawuan (Cisumdawu) di lokasi tersebut.

Baca juga: Pergerakan Tanah di Sindanglangu Cianjur Sebabkan Sawah Bergeser, Tiap Hari Maju Sedikit-sedikit

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang Asep Ramdani mengatakan, bencana pergerakan tanah mengancam 56 rumah yang dihuni 19 kepala keluarga (KK) di Dusun Pasir Amis, dan 37 KK di Dusun Cihantap, Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara.

Baca juga: Pergerakan Tanah di Babakaran Jeruk Tasikmalaya Rusak Bangunan SD hingga Rumah, Warga Mulai Mengungsi

"Pada 26 Agustus kemarin, sempat terjadi hujan. Pasca-hujan itu, terjadi pergerakan tanah. Hasil assessment kami di lapangan, bencana juga diperkirakan terjadi akibat adanya aktivitas pembangunan Tol Cisumdawu di sekitar lokasi ini," ujar Asep kepada Kompas.com di kantor BPBD Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Ganti Rugi Lahan Tol Cisumdawu Terbesar Selama Pandemi, Habiskan Rp 2,14 Triliun

Asep menuturkan, dari hasil assesment, adanya aktivitas pembangunan Tol Cisumdawu di lokasi ini membuat tanah menjadi labil, sehingga terjadi bencana pergerakan tanah.

"Bencana pergerakan tanah ini menyebabkan retakan dengan panjang rata-rata 1-6 meter dan kedalam retakan tanah rata-rata  25 sentimeter. Rumah warga di juga mengalami retak-retak," tutur Asep.

Baca juga: Warga Korban Pergerakan Tanah di Sumedang Diungsikan ke GOR Desa

Asep menyebutkan, untuk memastikan penyebab dan kondisi tanah di Desa Margamukti ini, pihaknya telah mengirimkan permohonan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian wilayah di lokasi pergerakan tanah ini.

"Selain itu, kami sudah mengimbau warga terdampak untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bila hujan turun dengan intensitas tinggi. Karena dikawatirkan terjadi bencana pergerakan tanah susulan," kata Asep. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke