Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Peladang yang Ditangkap karena Tradisi Bakar Kebun

Kompas.com - 31/08/2021, 18:03 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Ingatan Musa seketika berbalik mengenang peristiwa dua tahun lalu.

Ketua Lembaga Adat Paser di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) ini, menyaksikan ratusan masyarakat adat Paser tumpah ruah ke jalan.

Mereka mendatangi kantor Bupati Kabupaten Paser, meminta tiga peladang yang ditangkap polisi karena membakar ladang, dibebaskan dari tudingan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Membakar ladang itu tradisi, sudah turun temurun yang jadi kearifan lokal bagi kami masyarakat adat Paser,” ungkap Musa mengenang peristiwa yang terjadi pada pertengahan September 2019 lalu itu saat dihubungi Kompas.com, pekan terakhir Agustus 2021.

Baca juga: Ketika Tradisi Berladang Suku Dayak Dituding Picu Karhutla

Musa bilang tradisi membakar lahan dalam masyarakat adat Paser dikenal dengan istilah Neket Jowa.

Istilah ini merujuk pada lahan yang sudah dirintis kering dan siap dibakar ketika tiba musim tanam.

Istilah lain, Ngoak merujuk pada pinggiran kebun yang dibersihkan sebelum dibakar agar tidak menjalar hingga memicu karhutla.

“Kami juga meyakini dengan membakar, padi tumbuh subur tanpa memberi pupuk,” tutur dia.

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kaltim, Margaretha Seting Beraan bilang, saat itu para peladang di Kabupaten Paser ditangkap saat membakar ladang sendiri.

"Mereka bikin kumpulan (rumput) sedikit-sedikit bakar, sedikit-sedikit bakar, lalu datang polisi ambil yang punya ladang,” kisah Margaretha saat dihubungi Kompas.com pekan pertama Agustus 2021.

Meski pun, kata Margaretha, para peladang yang ditangkap ini sudah lapor ke RT dan lurah sebelum bakar.

Baca juga: Ular Sanca hingga Kura-kura Mati Terbakar akibat Karhutla di Riau

Peladang saat membakar, juga mengajak anggota keluarga dan tetangga-tetangganya menjaga ladang berluas rata-rata di bawah satu sampai dua hektar itu agar api tak menjalar.

Beralih ke Kutai Timur, dua petani singkong dan cabai di Sangatta Utara juga ditangkap karena kasus karhutla pada kurun waktu sama, September 2019.

Ketika hari tiba senja, petani singkong Ashar tengah sibuk mengumpulkan rerumputan kering di atas lahan seluas 15×20 meter.

Lahan itu ia bersihkan untuk tanam singkong saat musim hujan tiba.

Ketika tumpukan rerumput terbentuk, ia memantik korek api gas yang ada ditangannya.

Lalu menyulutkan ke tisu bekas dan meletakan ke tumpukan rerumputan kering di depannya. Seketika kobaran api menyapu bersih rerumputan itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com