Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah di Solo Tak Perlu Simulasi Tatap Muka, Gibran: Kalau Sudah Siap Silakan

Kompas.com - 31/08/2021, 17:59 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, sekolah tidak perlu menggelar lagi simulasi saat dimulainya kembali pembelajaran tatap muka (PTM).

Bagi sekolah yang sudah siap dan mendapat izin dari orangtua murid, katanya bisa langsung dapat menggelar tatap muka.

"Nggak perlu simulasi lagi nanti kelamaan. Kalau sudah ada yang siap silakan (tatap muka) tidak apa-apa. Asalkan ada izin dari orangtua murid," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Kisah Sapto Yogo Raih Perunggu Paralimpiade Saat Sang Ibu Stroke, Anak Bandel yang Banggakan Orangtua

Mengenai persiapan itu, Gibran mengatakan Dinas Pendidikan sudah melakukan koordinasi dengan kepala sekolah di Solo.

"Tadi pagi dari Dinas Pendidikan sudah mengunpulkan kepala-kepala sekolah. Intinya kita sudah siap pembelajaran tatap muka," ungkap Gibran.

Sekolah tatap muka rencananya akan dimulai kembali pada September 2021 menyusul Solo yang masuk wilayah aglomerasi turun level dari 4 menjadi 3.

Meskipun demikian, sekolah tatap muka masih digelar secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.

Pembelajaran tatap muka baru dilaksanakan bagi siswa kelas IX. Belum bisa diterapkan 100 persen. Dibatasi 50 persen daring dan 50 persen tatap muka.

Kemudian siswa ketika berangkat maupun pulang dari sekolah harus diantar-jemput oleh orangtua dan tidak boleh menggunakan kendaraan umum.

Baca juga: Wanita Pengusaha Jakarta Dalang Penculikan Sopir Taksi Online di Makassar Dijerat Pasal Berlapis

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Solo, Dwi Aryanto mengatakan berdasarkan hasil evaluasi penerapan prokes yang dilakukan Dinas Pendidikan ada 55 SMP negeri/swasta dari 73 sekolah di Solo sudah siap tatap muka.

"Terakhir kita sudah melakukan simulasi yang penerapan prokes di sekolah tatap muka kemarin. Ada 55 dari 73 sekolah SMP negeri/swasta sudah tahap tiga," kata dia.

Dwi mengatakan tahap tiga yang dimaksudkan ini adalah sekolah sudah mengujicobakan semua siswanya, baik kelas IX, VIII dan VII secara terbatas.

"Jadi kapasitas kelas yang tadinya 32 bisa berjalan semuanya kelas IX, VIII dan VII itu pun hanya separuh. Karena untuk memenuhi prokes jarak meter meja itu minimal 1,5 meter. Otomatis kepasitas berkurang. Tapi bisa maksimal bisa digunakan kelasnya ketika kelas IX, VIII dan VII masuk bergantian. Setengah kelas masuk, setengah kelas di rumah," kata dia.

Meski demikian, lanjut Dwi untuk memulai kembali tatap muka harus mendapat izin dari orangtua siswa.

Selain itu juga pembagian jadwal serta penyusunan kurikulum mata pelajaran yang diajarkan ketika sekolah tatap muka dimulai.

"Kelihatannya butuh waktu dua tiga hari untuk memastikan sekolah itu siap cek lis. Sebenarnya sarana dan prasana sejak kemarin simulasi sudah dicek semuanya. Dan kondisinya siap. Paling izin orangtua sama pembagian jadwal termasuk penyusunan kurikulum dan mata pelajaran yang diajarkan," ungkap dia.

"Sebenarnya sudah dipilih mapel yang esensial. Karena durasi waktunya kan kemungkinan tidak terlalu banyak sama yang kemarin hanya dua jam tanpa istirahat," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com