Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa di Depan Kantor Bupati dan DPRD, Ini Tuntutan Buruh Rokok di Pamekasan

Kompas.com - 31/08/2021, 16:34 WIB
Taufiqurrahman,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Lebih dari 1.000 buruh rokok dan buruh tani tembakau di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, berunjuk rasa di depan kantor bupati dan DPRD Pamekasan, Selasa (31/8/2021).

Mereka minta agar dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) segera dicairkan.

Para buruh mengaku banyak kebutuhan hidup yang harus dipenuhi di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca juga: Jawab Teguran Mendagri, Bupati Pamekasan: Saya Tidak Menikmati Insentif Nakes

Nani, salah satu buruh perempuan dalam orasinya menyampaikan, sudah lama para buruh di Pamekasan mengalami masalah ekonomi karena pandemi Covid-19.

Banyak buruh yang terbelit hutang karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Sementara pendapatan buruh sehari tidak sampai Rp 50.000.

"Kami para buruh harus berjuang cari makan. Kalau tidak kerja, keluarga kami mati kelaparan. Kalau kalian para pejabat, ongkang-ongkang di kantor makannya dijamin negara," ujar Nani diiringi teriakan buruh lainnya.

Nani menambahkan, pemerintah terus menebar janji untuk mencairkan BLT kepada para buruh. Namun sampai saat ini, bantuan tersebut belum cair.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka SMA di Jatim Segera Dimulai, tapi Vaksinasi Pelajar Masih Rendah

 

Bahkan, banyak buruh yang sering diminta Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan tanpa kejelasan kapan bantuan terealisasi.

"Kami minta penjelasan Bupati dan DPRD. Sebab, data penerima BLT dana cukai, banyak kami temukan orang-orang yang memiliki kedekatan dengan bupati dan DPRD," ungkap Nani.

Zaini Wer Wer, koordinator aksi menjelaskan, selain tuntutan pencairan BLT dana cukai, para buruh juga minta agar pemerintah tidak menaikkan tarif cukai rokok.

Sebab, tingginya harga cukai berdampak kepada buruh pabrik rokok lokal di Pamekasan. Banyak pabrik rokok yang tertatih-tatih untuk menebus cukai rokok, sehingga buruh yang jadi korban karena gaji buruh tak kunjung naik.

"DBHCT sebesar Rp 64,5 miliar itu jangan hanya digunakan untuk kepentingan birokrasi saja. Namun, pabrik rokok lokal yang terdampak pandemi juga perlu disubsidi untuk menebus cukai dan membayar pajak," kata Zaini.

Zaini mempertanyakan peran DPRD Pamekasan dalam memperjuangkan nasib buruh dan nasib perusahaan rokok lokal. Sebab, DPRD terkesan tutup mulut, tutup mata, dan tutup telinga ketika ada persoalan buruh dan pabrik lokal di Pamekasan.

"Banyak pabrik rokok lokal yang baru berjalan, tiba-tiba gulung tikar gara-gara pandemi dan kenaikan cukai serta tingginya pajak. Ini tidak pernah dipikir oleh bupati dan DPRD," ungkap pria yang juga presiden LSM se-Pamekasan ini.

Sementara itu Bupati Pamekasan Baddrut Tamam tidak menemui aksi para buruh.

Baca juga: 5 Daerah Ini Capaian Vaksinasi Covid-19 Terendah di Jatim, Mana Saja?

 

Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Pamekasan Sri Puji Astutik, mewakili bupati di hadapan para buruh menjelaskan, calon penerima BLT dana cukai saat ini masih tahap verifikasi.

"Harap bersabar karena verifikasi calon penerima masih sedang dikerjakan," ungkap Sri.

Ketua DPRD Pamekasan Fathorrahman mendukung para buruh untuk menolak kenaikan cukai tembakau. 

"DPRD juga menolak rencana kenaikan cukai rokok. Untuk nasib buruh dan perusahaan rokok lokal Pamekasan, akan kami bicarakan dengan eksekutif," ungkap Fathor.

Jawaban pihak Pemkab dan DPRD Pamekasan dianggap tidak realistis terhadap aspirasi buruh. Para buruh akan berunjuk rasa kembali dengan jumlah yang lebih besar lagi untuk menekan DPRD dan bupati Pamekasan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com