Motor yang juga dikenal dengan nama Honda Pispot tersebut terjual dengan harga Rp 8,5 juta.
Sebenarnya, Nur Khamid hendak menjual motor merek Puch buatan Austria keluaran 1955. Namun, motor klasik yang dibanderol Rp 33 juta itu tak kunjung laku.
Sehingga, ia melego motor Honda Pispot yang dirasa lebih terjangkau.
"Ternyata yang Honda yang lebih dulu laku," ujar pria yang memang memiliki hobi kendaraan antik ini.
Uang hasil penjualan tersebut lantas digunakan untuk belanja perlengkapan dapur, mulai dari peralatan masak hingga kebutuhan pokok.
Seiring perjalanan waktu, aktivitas tersebut juga mendapatkan sokongan dari berbagai kalangan. Sehingga semakin banyak relawan luar anggota Satpol PP maupun donatur yang turut bergabung.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Gresik, Siswa Masuk Sesuai Nomor Absen
Hal itu pula yang membuat mereka semakin bersemangat dan terus menebar kebaikan demi meringankan beban sesama mahluk Tuhan.
"Kapan selesainya? Sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan," jelas Nur Khamid.
Nur Khamid memang dikenal sebagai sosok yang berbudi mulia. Di luar profesinya sebagai abdi negara, ia juga mempunyai yayasan yang bergerak di bidang sekolah luar biasa.
Dalam menjalankan tugas keseharian sebagai abdi negara pun ia tak canggung turun tangan sendiri.
Misalnya dalam peristiwa evakuasi seorang jemaah shalat Jumat yang meninggal di Masjid Baiturrahman Semampir beberapa waktu lalu. Nur Khamid merupakan yang pertama kali datang membawa ambulans ke lokasi dan mengantar pulang jenazah ke rumah duka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.