Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Masih Tinggal di Lingkaran Sirkuit MotoGP Mandalika...

Kompas.com - 30/08/2021, 08:27 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Rinayu mengakui sudah empat tahun tinggal bersama sang menantu, dan akan tetap mengikuti apa kata menantunya jika suatu ketika ia diminta keluar dari lingkaran sirkuit.

“Saya tinggal sama menantu di sini sudah empat tahun, kalau tanah menantu saya udah dibayar, saya juga akan pindah,” kata Rinayu, Jum’at (27/8/2021).

Rinayu tidak pernah menyangka Kuta akan semegah yang dibangun saat ini, karena saat ia remaja Kuta tidak lebih dari hutan-hutan yang ditumbuhi kebanyakan pohon kelapa.

“Bunyi kato sangat bising, kadang-kadang saya kira gempa, Kuta memang sudah berubah, katanya ini akan dijadikan tempat  orang-orang balap,” kata Rinayu.

Rinayu berharap dengan adanya pembangunan sirkuit ini, dapat membuat anak cucunya kelak dapat sejahtera.

Baca juga: Cerita Nelayan yang Masih Tinggal di Sirkuit MotoGP Mandalika Sampai Ganti Rugi Dibayar...

Para nelayan

Amaq Andi sedang memperbaikinya jalanya, ia adalah salah seorang warga Dusun Ebunut yang masih tinggal di ditengah Pembangunan Sirkuit MotoGP MandalikaKOMPAS.COM/IDHAM KHALID Amaq Andi sedang memperbaikinya jalanya, ia adalah salah seorang warga Dusun Ebunut yang masih tinggal di ditengah Pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika

Dari puluhan KK yang masih tinggal di Dusun Ebunut, sebagian warganya bekerja sebagai nelayan.

Namun karena dampak pembangunan Sirkuit Mandalika, aktivitas nelayan tersebut sempat terhenti, karena keterbatasan akses melewati terowongan yang dibuatkan sebagai sarana menuju pantai.

"Sudah beberapa minggu tidak melaut, karena tidak ada jalan, terowongannya banyak air, tapi alhamdulillah sekarang airnya sudah disedot, dan kami akan mencoba melaut kembali,” kata Amaq Andi, salah seorang nelayan.

Dia menceritakan bahwa semasa kecil, dia tinggal di lokasi tersebut.

Andi bercerita, tanahnya habis terjual pada tahun 90-an dengan harga murah dari Rp 100.000 hingga Rp 250.000 pada tahun itu.

“Saya dulu punya tanah sekitar 80 are, dijual dengan harga murah Rp 200.000, karena dulu kita ditakut-takuti, kalau tidak jual tanah tidak akan dapat apa-apa,” tutur Andi.

Ia mengenang pada masa itu, masyarakat di tempat ini masih takut dengan orang yang menggunakan busana rapi. Bahkan setiap akan berhadapan dengan orang yang berbusana rapi, ia memilih untuk bersembunyi.

“Namanya aja kita bodoh dulu tidak punya sekolah, lihat orang pakai celana aja kita takut sembunyi,” kenang Andi.

Hingga kini ia menumpang di lahan Umulaye, dan tetap memilih nelayan sebagai mata pencaharian untuk menghidupi keluarganya.

Baca juga: Pemprov NTB Akan Mediasi Warga di Kawasan Sirkuit Mandalika, Gubernur: Kita Akan Kawal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com