Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekskavasi Capai 90 Persen, Begini Penampakan Petirtaan Kuno di Sumberbeji Jombang

Kompas.com - 30/08/2021, 08:00 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Ekskavasi 90 persen

Kepala BPCB Jawa Timur Zakaria Kusimin mengatakan, ekskavasi yang sudah mencapai 90 persen sudah berhasil menyingkap bagaimana bentuk situs.

Pekerjaan berikutnya, jelas dia, yakni pengamatan dan penelusuran terhadap potensi sebaran benda purbakala di sekitar petirtaan.

"Bisa dikatakan ini sudah 90 persen dan kita sudah mengetahui seperti apa bentuknya. Tapi kondisi lingkungan yang perlu untuk terus kita amati," ujar Zakaria di Jombang, Sabtu (28/8/2021).

Pada Sabtu, Zakaria bersama tim pelestarian cagar budaya BPCB Jawa Timur mengakhiri ekskavasi Petirtaan Sumberbeji tahap 4 yang dilaksanakan sejak 19 Agustus 2021.

Dia mengungkapkan, target pencarian beberapa bagian penting situs yang disusun sebelum ekskavasi sudah terpenuhi.

Pencarian sumber air yang secara konstan mengalir deras ke dalam petirtaan sudah terjawab.

Air jernih itu berasal dari sumber mata air alami di dalam tanah, yang kemudian mengalir melalui saluran sebelah barat petirtaan.

Kemudian, pencarian titik akhir saluran buang atau saluran keluarnya air dari petirtaan tidak bisa dilanjutkan karena terkendala lahan.

Baca juga: Ritual Barong Wae di Manggarai, Harmonisasi dengan Sang Pencipta, Alam, Leluhur, dan Roh Penjaga Mata Air

Ekskavasi tahap akhir

Zakaria menuturkan, setelah merampungkan ekskavasi tahap 4, pihaknya kini menyiapkan rencana ekskavasi tahap akhir serta merumuskan rencana pemugaran.

"Selanjutnya kami masih punya program (ekskavasi) sekali lagi, setelah itu fokus pada penanganan obyeknya, yaitu pemugaran," ujar dia.

Hipotesis yang dimunculkan arkeolog, Petirtaan Sumberbeji merupakan salah satu peninggalan Majapahit abad ke-14 Masehi, masa sebelum pemerintahan Hayam Wuruk.

Menurut arkeolog BPCB Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho, Situs Sumberbeji diperkirakan terkubur tanah akibat erupsi Gunung Kelud yang terjadi di masa Tribhuwana Tunggadewi memimpin Majapahit.

Hasil ekskavasi juga menemukan bahwa lapisan tanah yang menutup petirtaan berupa tanah berpasir, kerikil, dan kerakal.

Material itu diperkirakan berasal dari lahar Gunung Kelud yang mengalir melalui Sungai Konto, menutup sebagian wilayah Jombang termasuk wilayah penemuan Petirtaan Sumberbeji.

Tak ada catatan terkait Petirtaan Sumberbeji dalam Negarakertagama, naskah kuno yang menjadi rujukan dalam kajian sejarah Majapahit.

Namun, naskah yang ditulis Prapanca di masa pemerintahan Hayam Wuruk itu menyinggung peristiwa letusan Gunung Kelud saat kelahiran Hayam Wuruk.

"Kita perkirakan bencana besar itu terjadi pada tahun 1.300 Masehi, sebelum Hayam Wuruk. Karena terkubur di dalam tanah, jadi wajar kalau Petirtaan Sumberbeji ini tidak ada dalam catatan Negarakertagama," ujar Wicaksono.

Adapun periode pembangunan petirtaan diperkirakan dilakukan pada abad ke-14 hingga ke-12 Masehi.

Baca juga: Kasus Kematian Tinggi, Satgas Covid-19 Jombang: 90 Persen Pasien yang Meninggal Belum Vaksin

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com