Beruntung, saat itu warga lain di kampungnya juga ikut membantu mencari warga yang terpapar tersebut.
Meski sudah mendapat laporan dari puskesmas dan Satgas Covid-19 setempat, Syahri dan warga kampungnya tidak mengetahui keberadaan warga yang terpapar Covid-19.
"Jadi yang laporan ke saya itu orang-orang pasar. Orang-orang di pasar kan tahu siapa saja yang positif, itu mereka tahu semua. Nah, warga saya ketemunya di sana," kata Syahri.
Syahri menceritakan, saat itu salah satu pedagang pasar melapor bahwa ada warganya yang masih berjualan di pasar. Padahal, ia terpapar Covid-19.
Setelah mendatangi pasar dan menemui warganya yang terpapar tersebut, Syahri mengajak warganya yang positif untuk pulang dan bersedia di karantina.
Baca juga: Simak Tarif dan Jadwal Layanan Bus AKDP Damri Rute Ponorogo-Surabaya
Untuk membujuk warganya agar bersedia diisolasi, Syahri membutuhkan waktu yang sedikit lama.
Sebab, warganya tidak bersedia pulang dan tetap ingin berjualan. Warga yang terpapar Covid-19 khawatir jika dikarantina malah tidak ada penghasilan yang diterima untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
"Ya, memang waktu itu, kita kan ketemu langsung, face to face. Awalnya memang mereka juga menolak. Menolak dalam artian apa, memang dia saat itu jualan di pasar. Otomatis secara ekonomi, mereka juga berkurang pendapatannya kalau harus diisolasi atau dikarantina," ucap Syahri.
Mengetahui alasan warganya menolak untuk dikarantina, Syahri akhirnya menjamin bahwa kebutuhan makan sehari-hari akan ditanggung oleh warga di RT 02 RW 08, Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng.
Tak hanya makanan atau sembako, Syahri juga berinisiatif untuk memberikan obat-obatan kepada warga tersebut.
"Akhirnya kita bujuk, paling tidak kita sebagai pengurus RT ini hanya bisa menyiapkan untuk yang bisa dimakan saja sehari-hari. Jadi kita siapkan bekal makanan sehari-hari untuk si A yang positif ini," kata Syahri.
"Termasuk juga obat-obatan kita siapkan untuk mereka. Jadi kalau di tempat kami, walaupun dia isolasi di luar, di rumah sakit, hotel, ataupun asrama haji, itu tetap kita berikan sembako. Selama mereka menjalani isolasi," tutur Syahri.
Bersedia diisolasi
Warga tersebut akhirnya bersedia diisolasi di Hotel Asrama Haji, setelah adik dari warga yang terpapar ini juga membantu Syahri memberikan pemahaman persuasif tentang betapa bahayanya Covid-19.
"Iya, setelah kita beritahu, kita edukasi dan jelaskan panjang lebar, kita panggil adiknya juga. Adiknya kita berikan edukasi juga, adiknya saya bawa ke pasar, kita bawa ke pasar untuk ikut membujuk si A ini. Akhirnya mau pulang dan isolasi di asrama haji," kata Syahri.
Selang beberapa hari, adik dari warga yang terpapar ini juga terinfeksi Covid-19.
Hal itu menjadi modal penting bagi Syahri untuk selalu mengingatkan warganya bahwa Covid-19 sangat cepat menyebar dan bisa menularkan kepada siapa saja.
"Nah, terpaut beberapa hari, adiknya ini positif juga. Nah, inilah, ini adalah modal kita. Ternyata memang, Covid ini enggak bisa diremehkan, enggak bisa disepelekan, kita memang harus hati-hati," ujar Syahri.
Baca juga: Armuji Pastikan Tarif Swab PCR di Surabaya Paling Mahal Rp 495.000