MAMUJU, KOMPAS.com - Sosok AFT, pengganti Kristina jadi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus lalu, jadi sorotan.
AFT adalah salah satu dari dua perwakilan pelajar yang ditunjuk Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Barat (Dispora Sulbar) untuk mewakili provinsi tersebut sebagai Paskibraka yang bertugas di Istana.
Siswi SMA di Mamasa, Sulbar itu mengaku kerap dibully lantaran dituduh punya "orang dalam" yang meloloskannya ke Jakarta.
Ia sendiri tak msuk list cadangan, tapi bisa lolos ke Istana. Sementara gagalnya Kristina ke Istana gara-gara hasil tes PCR-nya positif Covid-19 dinilai janggal dan kemudian jadi polemik.
Pengakuan AFT, dari keluarga petani sederhana
AFT heran mengapa banyak orang yang menuduhnya seperti itu. Padahal, dia sama sekali tidak memiliki kerabat di instansi negara.
Selain itu, dia juga berasal dari keluarga yang sangat sederhana di mana kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai petani hingga sangat mustahil untuk membayar agar bisa lolos menjadi paskibraka nasional.
Pilih mendoakan mereka yang mem-bully
Meski kerap dibully, AFT hanya bisa mendoakan orang-orang yang menghujatnya.
"Saya hanya bisa mendoakan mereka karena saya percaya mereka menghujat saya karena mereka tidak tahu apa yang saya alami dan juga tidak mengetahui kehidupan saya yang sebenarnya," ucap siswi yang bercita-cita menjadi dokter ini kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/8/2021) malam.