Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka Menghujat karena Tidak Tahu yang Saya Alami dan Kehidupan Saya Sebenarnya"

Kompas.com - 29/08/2021, 10:09 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Ditunjuk sebagai anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) di Istana Negara, Jakarta, adalah suatu kebanggaan tersendiri.

Hal inilah yang saat ini dirasakan AFT (16), siswi salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Mamasa, Sulawesi Barat.

Dirinya tak menyangka menjadi satu dari dua perwakilan pelajar yang ditunjuk Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulbar untuk mewakili provinsinya menjadi Paskibraka di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus lalu.

Baca juga: Cerita Siswi Dibully Habis-habisan karena Gantikan Kristina Jadi Paskibraka di Istana, Dituduh Punya Orang Dalam 

AFT ke Jakarta dan mewakili provinsinya setelah menggantikan Kristina yang dinyatakan positif Covid-19.

Namun, di balik kebahagiannya, muncul rasa sedih karena ia kerap dibully di media sosial.

Lewat direct message (DM) Instagram, dia dituduh menggunakan orang dalam untuk menjadi paskibraka menggantikan Kristina, siswa yang juga berasal dari Sulawesi Barat.

Baca juga: Dibully, Siswi Ini Akhirnya Buka Suara, Ceritakan Awal Mula Ditunjuk Gantikan Kristina Jadi Paskibraka Istana

AFT pun sempat heran dengan tuduhan yang disampaikan banyak orang yang menyebutnya menjadi paskibraka karena ada kenalan di istana negara. Padahal, lanjutnya, ia sama sekali tidak ada kerabat di sana .

Bahkan, sambung AFT, ia berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan kedua orangtuanya hanya seorang petani.

Kata AFT, orang-orang yang menghujatnya tidak tahu dengan kehidupan dirinya yang sebenarnya.

"Saya hanya bisa mendoakan mereka karena saya percaya mereka menghujat saya karena mereka tidak tahu apa yang saya alami dan juga tidak mengetahui kehidupan saya yang sebenarnya," kata siswi yang bercita-cita menjadi dokter ini kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/8/2021) malam.

Baca juga: Bendera Merah Putih Terbalik di Rumah Gubernur Riau, Kasatpol PP: Saya Minta Maaf

Awal diminta jadi paskibraka

Kata AFT, awal dirinya diminta untuk menjadi paskibraka di Istana Negara saat ditelepon pihak Dispora.

Saat itu, sambung AFT, ia sedang berada di sawah membantu ibunya memanen padi, Sabtu (24/7/2021) sekitar pukul 15.00 Wita.

Mendapat telepon tersebut AFT pun langsung menyetujuinya.

Menurutnya, penujukkan itu merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai anggota paskibraka.

"Saya menganggap bahwa itu bagian dari tanggung jawab saya sebagai anggota paskibraka untuk ditugaskan kapan saja dan di mana saja," ujarnya.

Baca juga: Siswi Ini Diminta Gantikan Kristina Jadi Paskibraka Istana Saat di Sawah Memanen Padi, tapi Malah Dihujat

Namun, setelah penunjukkan itu, AFT mengaku terkendala biaya untuk berangkat ke Jakarta.

Sebab, sebelum berangkat ia harus melakukan tes swab dengan biaya sendiri hingga akhirnya orangtuanya meminjam uang untuk biaya tersebut.

"Saat itu hasil PCR saya di (Lab) Prodia Makassar hasilnya negatif Covid-19 dan hasil check up nya baik. Saya (lalu) menghubungi Dispora dan Dispora melaporkan nama saya beserta pasangan saya yang ada di Polman ke Kemenpora," ungkapnya.

Baca juga: Sempat Berkibar 2 Jam, Bendera Merah Putih yang Terpasang Terbalik di Rumdin Gubernur Riau Sudah Diperbaiki

Setelah itu, AFT berangkat ke Jakarta pada 27 Juli 2021 bersama dengan Juandy dengan pesawat melalui Bandara Makassar.

Pada saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia AFT bersama perwakilan pelajar dari provinsi lain pun berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.

Untuk diketahui, polemik mengenai terpilihnya AFT sebagai anggota paskibraka nasional bermula ketika Dispora Sulbar menunjuknya untuk menggantikan Kristina, siswi asal Mamasa yang dinyatakan positif Covid-19 usai hasil PCR keluar pada 24 Juli 2021.

Baca juga: Kristina Pilih Pulang Kampung Usai Gagal Jadi Paskibraka di Istana Negara, padahal Dapat Peringkat Pertama

Polemik ini terjadi karena Dispora Sulbar tidak menunujuk cadangan Kristina yakni Aliyah, siswi asal Pasangkayu.

Tapi malah AFT yang disebut tidak ada dalam list peringkat. Selain itu, keluarga Kristina juga tidak terima dengan hasil PCR, di mana mereka menduga Kristina dicovidkan agar tidak lulus ke Jakarta.

Keyakinan keluarga Kristina bertambah usai Kristina melakukan tes PCR ulang di Mamasa yang hasilnya negatif.

Baca juga: Sosok Kristina, Paskibraka yang Gagal ke Istana meski Lolos Seleksi, Anak Buruh Tani yang Berprestasi

 

(Penulis : Kontributor Makassar, Himawan | Editor : David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com